PALU, beritapalu | Umat Budha di Kota Palu dan sekitarnya memperingati deti-detik hari raya Tri Suci Waisak yang dipusatkan di Vihara Karunadipa, Palu, Minggu (4/6/2023).
Peringatan Tri Suci Waisak 2567 BE atau bertepatan dengan Minggu (4/6/2023) itu ditandai dengan upacara yang dipimpin Biksu. Sebelumnya dilakukan Paradaksina atau mengelilingi vihara yang diikuti seluruh umat yang hadir.
Kali ini, perayaan Tri Suci Waisak di Palu berlangsung meriah dan khidmat dengan berjubelnya umat yang hadir. Selasar vihara hingga halaman dipadati umat yang akan melaksanakan upacara peringatan. Kata seorang warga, ini karena situasi pandemic COVID-19 sudah dilepas.
Dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag) RI, Tri Suci Waisak adalah hari suci umat Budha untuk merayakan tiga peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, serta Buddha Gautama parinibbana.
Keputusan merayakan Tri Suci Waisak dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists atau WFB) yang pertama di Sri Lanka tahun 1950. Hingga kini, Tri Suci Waisak menjadi peringatan tahunan umat Buddha.

Perayaan Waisak secara nasional dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ada tiga acara pokok rangkaian perayaan Waisak, antara lain: pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
Ritual “Pindapatta”, suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/biksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.
Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
Hari Raya Waisak juga merupakan hari libur nasional yang dirayakan setiap tahun. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983. (afd/*)