SAHUR adalah aktivitas makan dan minum sebelum memulai puasa. Menyantap sahur di waktu menjelang fajar, terkadang dilakukan dalam kondisi mengantuk.
Selesai sahur, keinginan memejamkan mata dan kembali tidur pun semakin besar. Sebab, tubuh dalam kondisi kenyang usai mendapat asupan bekal untuk menjalankan puasa. Namun, tidur langsung setelah makan tidak boleh dilakukan lantaran membahayakan tubuh.
Dilansir dari laman Universitas Airlangga (Unair), langsung tidur setelah makan akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti peningkatan asam lambung dan penimbunan lemak.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk tidur setelah sahur?
Waktu untuk tidur setelah sahur Waktu ideal untuk tidur setelah sahur, tergantung dari jenis makanan yang baru saja masuk ke dalam tubuh.
Dikutip dari Live Science, jika makanan berupa protein, karbohidrat, dan sayuran, maka membutuhkan kurang lebih 3 jam bagi sistem pencernaan untuk mencerna dengan sempurna. Oleh karena itu, jika sahur selesai pukul 04.00 WIB, maka tunggulah hingga pukul 07.00 WIB untuk kembali tidur.
Sementara itu, dilansir dari PharmEasy, tubuh paling nyaman mencerna makanan dalam posisi tegak. Posisi ini akan mempermudah kinerja dari sistem pencernaan.
Tubuh juga membutuhkan waktu sedikitnya 2 jam untuk bisa mencerna makanan. Durasi ini, makanan mulai bergerak ke usus kecil dan kemungkinan untuk mengalami berbagai masalah pencernaan menjadi berkurang.
Adapun untuk menyiasati rasa kantuk usai santap sahur, ahli gastroenterologi dr Ari Fahrial Syam menyarankan untuk beristirahat dengan posisi tubuh setengah duduk dan bantal yang ditinggikan sebagai sandaran.
“Istirahat setengah duduk dengan bantal yang ditinggikan,” kata dia, dikutip dari laman Unair.
Masih dari sumber yang sama, berbaring atau bahkan tidur setelah sahur bisa menyebabkan isi perut kembali naik ke kerongkongan. Hal itu bisa memicu terjadi gastroesophageal reflux disease atau maag (GERD) dan efek perut mulas.
Selain gangguan pencernaan, tidur langsung setelah menyantap makanan juga berpotensi besar menambah berat badan.
Berikut ulasan selengkapnya, sebagaimana dilansir dari laman Unair:
- Peningkatan asam lambung Ari mengungkapkan, langsung tidur setelah sahur sangat tidak direkomendasikan bagi orang normal.
Langsung tidur setelah sahur juga tidak disarankan bagi penderita maag atau penyakit asam lambung (GERD). Pasalnya, saat berada di posisi berbaring, makanan yang belum dicerna secara optimal akan kembali ke kerongkongan dan membawa asam lambung. Asam lambung di kerongkongan inilah yang akan menimbulkan iritasi atau luka pemicu maag.
- Gangguan pencernaan Posisi berbaring saat tidur bisa menghambat proses pengosongan lambung. Jika kondisi ini terus terjadi, imbuh Ari, seseorang akan rentan mengalami gangguan pencernaan. Adapun beberapa jenis gangguan yang muncul, bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi saat sahur. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan agar proses pencernaan menjadi lebih lancar.
- Penimbunan lemak Tidur hanya membutuhkan sedikit energi, sehingga makanan yang masuk saat sahur tidak digunakan untuk beraktivitas. Akibatnya, lebih banyak makanan yang tertimbun menjadi lemak dan memicu perut buncit serta obesitas. “Kondisi ini menyebabkan seseorang rentan mengalami perut buncit ataupun obesitas jika langsung tidur setelah sahur,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Bahaya Tidur Langsung Setelah Sahur”
Penulis : Diva Lufiana Putri
Editor : Sari Hardiyanto