PALU, beritapalu | Dua kelurahan di Kota Palu masing-masing Palupi dan Mamboro Barat dipilih untuk menjadi pilot project kampung iklim.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu, Ibnu Mundzir mengatakan, sesungguhnya ada 10 kelurahan yang diusulkan, namun yang disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup hanya kedua kelurahan itu.
“Ini sebenarnya adalah salah satu instrumen penilaian Adipura. 10 kelurahan yang diusulkan adalah pemenang lomba kelurahan tempo hari. Untuk wilayah pesisir ada Besusu Barat dan Mamboro Barat, tapi terpilih Mamboro Barat,” jelasnya di Mamboro, Palu, Sabtu (10/6/2023).
Mamboro Barat dipilih karena pemenuhan kriterianya lebih baik, antara lain secara kelembagaan sudah ada, normanya juga sudah ada dan sistem dan kolaborasinya juga sudah berjalan.
“Jadi kampung iklim ini bukan digerakkan oleh pemerintah tetapi oleh masyarakat itu sendiri,” imbuh Ibnu.
Sementara di Kelurahan Palupi lanjut Ibnu, pemerintah kelurahannya yang sangat aktif mendorong warganya memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan itu.
Kampung iklim adalah gerakan nasional pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas. Gerakan ini didorong dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi masyarakat di masa depan dengan terjadinya perubahan iklim.
Pemahaman mengenai tingkat kerentanan, potensi dampak dan proyeksi iklim dengan bertambahnya suhu permukaan bumi perlu dibangun, sehingga masyarakat mampu memilih jenis aksi adaptasi yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan dalam menghadapi perubahan iklim.
Secara konseptual, kampung iklim terdiri dari masyarakat dan lingkungannya yang diharapkan memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim yang sedang dan akan berlangsung. Untuk meningkatkan ketahanan tersebut, maka kampung iklim mempunyai upaya-upaya dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sehingga dampak akibat perubahan iklim dapat diminimalisir sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca pada skala tapak.
Dalam kampung iklim itu ada banyak ragam yang dilakukan atas inisiatif warga, mulai dari drainase, sanitasi, pengelolaan sampah dan sebagainya dan kesemuanya diselenggarakan secara terpadu, termasuk alokasi dana kelurahan untuk lingkungan.
Ibnu menjelaskan, kampung iklim dimaksud sudah dicanangkan dan bahkan saat ini sudah berjalan. Lebih jauh lagi, indikator-indikator yang diperlukan untuk melakukan penilaian sudah diinput dalam sistem yang telah dirancang oleh Kementerian Lingkungan Hdiup.
“Teman-teman di DLH Kota Palu sudah mulai menginput instrument data itu,” tambahnya.
Ia berharap dari indikator-indikator yang ditetapkan itu akan ada peningkatan dari sebelumnya sehingga status kampung iklim dengan daya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dapat lebih baik. (afd)