PALU, beritapalu | Gerakan Perempuan Bersatu Sulawesi Tengah (GPB-ST) bereaksi terkait kasus penemuan mayat perempuan dalam kondisi yang mengenaskan, hangus terbakar di Desa Sidondo Satu, belum lama ini.
Juru bicara GBPST, Nurlaela Lamasitudju mengatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan itu bukanlah yang pertama. Dalam dua dekade terakhir, berbagai jenis kekerasan dialami oleh perempuan dalam skala domestik, komunitas hingga publik.
“Tindakan penyekapan, perkosaan, pelecehan, penyiksaan, ekslpoitasi seksual, prostitusi online, pemenjaraan, penembakan, mutilasi, pembunuhan hingga pembakaran, pernah terjadi dan terus berulang,” sebut perempuan yang akrab disapa Ella ini.
Menurutnya, tindakan yang menyerang martabat kemanusian perempuan, semakin memposisikan daerah ini tidak ramah pada perempuan. Padahal katanya, negara telah menjamin perlindungan khusus terhadap perempuan, namun jaminan atas rasa aman, serta bebas dari semua bentuk kekerasan dan disktriminasi masih belum juga terpenuhi dan dapat dinikmati.
“Oleh karena itu, atas dasar solidaritas dan empati yang mendalam, kami atas nama Gerakan Perempuan Bersatu Sulawesi Tengah (GPB-ST) mengutuk tindakan keji yang sangat tidak manusiawi yang telah dialami oleh “CT”,” sebutnya.
Untuk memastikan terpenuhinya hak atas kebenaran, keadilan, pemulihan dan jaminan ketidak berulangan, GPB-ST meminta dengan tegas agar Polres Sigi dan Polda Sulawesi Tengah bergerak cepat menemukan pelaku, membongkar motif dan penyebab kekerasan, hingga menghukum pelaku sesuai tindak pidana yang dilakukannya.
Mereka juga meminta Polres dan Polda Sulawesi Tengah memberikan perlindungan keamanan kepada keluarga korban. Pemda Kabupaten Sigi juga diharapkan memberikan perlindungan dan pemulihan psikososial bagi keluarga korban.
“Forkompinda Kabupaten Sigi hendaknya memitigasi timbulnya potensi konflik antar warga sebagai reaksi balasan kepada pelaku, keluarga dan komunitasnya,” harapnya.
Mereka juga mengimbau masyarakat Kabupaten Sigi dan Sulawesi Tengah berpartisipasi menjaga keamanan dan keteraman di bulan Ramadhan ini serta membantu aparat keamanan jika memiliki informasi terkait pelaku.
Koalisi Gerakan Perempuan Bersatu Sulawesi Tengah iterdiri dari perwakilan lembaga dan Individu masing-masing, Perkumpulan Libu Perempuan Sulteng, KPKP-ST, SKP-HAM Sulawesi Tengah, Sikola MOmbine, KPPA Sulawesi Tengah, LBH APIK Sulawesi Tengah, KPI Sulawesi Tengah, KPI Cabang Kabupaten Sigi, HWDI Sulawesi Tengah, Solidaritas Perempuan Palu, Banua Pangajari Sulawes Tengah, Lutfiah Mangun, Nani Loulembah, Hasna, dan Zatriawati. (afd/*)