SIGI, beritapalu | Hujan dengan intensitas yang cukup tinggi pada Senin (5/9) malam membuat tanggul Sungai Gumbasa di Desa Pakuli Utara jebol. Akibatnya, air meruah ke pemukiman warga dan efeknya menggerus jembatan hingga putus.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi menyebutkan, akibat luapan air sungai itu, sedikitnya 58 rumah warga terendam air dan lumpur, satu di antaranya malah hanyut akibat derasnya air sungai tersebut. Tak itu saja, ratusan hektar lahan pertanian warga mengalami kerusakan.
Akibat putusnya jembatan yang berada di ruas jalan Trans Palu-Kulawi itu, pengendara baik dari arah Kulawi maupun sebaliknya dari Palu terpaksa harus berputar melewati jalan di Desa Bangga untuk bisa sampai ke Palu atau sebaliknya.
Sejumlah pengendara sepeda motor lebih memilih menggunakan jasa penyeberangan sepeda motor oleh warga setempat. Sepeda motor tersebut diseberangkan dengan cara dipikul melewati celah jembatan yang tersisa.
“Dari pada harus berputar lewat Desa Bangga lagi, lebih baik diangkat saja ini motor,” aku seorang pengendara yang mengaku hendak ke Palu.
Sementara itu, banjir yang terjadi saat dini hari itu berlangsung sangat cepat.
“Kejadiannya sekitar jam 1 malam,” aku seorang warga yang rumahnya digenangi air dan lumpur, tidak jauh dari jembatan yang putus tersebut.
“Kami panik, tidak tahu harus bagaimana karena air tiba-tiba datang,” imbuhnya. Warga itu mengaku lari dengan pakaian seadanya menuju tempat yang aman.
Ia tak sendiri, ratusan warga juga panik seperti itu dan berusaha menyelamatkan diri.
Seorang anak yang baru saja membersihkan sisa lumpur yang masuk ke rumahnya menunjukkan sisi belakang rumahnya yang masih dialiri air banjir dari jebolnya tanggul sungai. Sisa tegakan sebuah rumah yang hanyut disaput banjir masih terlihat.
Masjid Al-Anshar yang terletak sekitar 200 meter dari titik terparah itu menjadi pusat pertemuan warga yang panik akibat banjir tersebut. Saat ini pun, masjid tersebut menjadi Posko penampungan sementara bagi para korban banjir tersebut.
Sedikitnya 60 Kepala Keluarga korban banjir itu ditampung di masjid tersebut. Dapur Umum sudah didirikan, termasuk Posko Kesehatan Darurat juga sudah diadakan oleh Puskesmas Pandere di depan masjid terbesar di Desa Pakuli Utara itu.
Sejumlah keluarga korban bencana terlihat sedang berisitrahat di teras masjid tersebut. Anak-anak dengan keluguannya tetap bermain di sektiarnya. Mereka menyantap nasi bungkus bantuan dari dermawan. Mereka mengaku akan menginap di teras masjid itu hingga keadaan dinilai sudah aman untuk Kembali ke rumah masing-masing.
Sejumlah petugas siaga bencana tampak berada di lokasi pengungsian tersebut. (afd)