PALU, beritapalu | Yayasan Sikola Mombine bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah menandatangani kesepakatan kerjasama atau MoU tentang pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) pada Sabtu (13/5/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Tenny C. Soriton selaku kepala BKKBN Sulteng dan Nursafitri Lasibani selaku direktur eksekutif Yayasan Sikola Mombine. Keduanya bersepaham untuk meningkatkan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan konseling, komunikasi, informasi dan edukasi serta promosi Program Generasi Berencana (GenRe), khususnya mengenai pendewasaan usia perkawinan, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan stunting sejak remaja, dan kekerasan seksual.
Selain itu keduanya juga bersepaham saling memberikan dukungan untuk meningkatkan kualitas dan layanan pusat informasi konseling remaja (PIK R) dan memberdayakan remaja dari perilaku berisiko seperti konsumsi narkoba, perundungan, kenakalan remaja dan sebagainya.
Sebelumnya Yayasan Sikola Mombine melalui Duta GenRe Sulteng sering melakukan aktivitas bersama pada program Perlindungan Anak yang dilaksanan Sikola Mombine bersama Wahana Visi Indonesia.
Penandatangan MoU dirangkaikan dengan kegiatan Pemilihan Duta GenRe Sulteng tahun 2023.
Duta Genre Sulteng terlibat menjadi fasilitator anak pada kegiatan belajar anak yang dilaksanakan Sikola Mombine di kota Palu, kabupaten Sigi dan kabupaten Donggala. Berangkat dari kegiatan tersebut, maka BKKBN Sulteng dan Yayasan Sikola Mombine kemudian merasa perlu mendiskusikan secara serius untuk membangun kemitraan strategis bersama.
Kerjasama dengan sifat saling menguntungkan, transparansi, akuntabilitas, adil dan berkelanjutan ini berjalan hingga lima tahun kedepan.
Nursafitri selaku direktur eksekutif Yayasan Sikola Mombine berharap kerjasama ini dapat memperkuat kolaborasi multipihak utamanya pelibatan remaja melalui program Bangga Kencana dan GenRe.
“Saya berharap melalui MoU ini akan semakin memperkuat kolaborasi multipihak utamanya pelibatan remaja dalam upaya mencegah perkawinan anak di Sulawesi Tengah agar dapat memberikan dukungan sebaya, edukasi dan upaya preventif perkawinan anak dan kekerasan berbasis gender”. Tutup Nursafitri. (afd/*)