POSO, beritapalu | Dinas Pariwisata Sulteng dan Kabupaten Poso menargetkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun manca negara selama pelaksanaan Festival Danau Poso (FDP) 2022 yang akan mulai digelar pada Kamis hingga Sabtu (20-22 Oktober 2022) mendatang.
Target itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Sulteng Diah Agustiningsih bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Poso Noldy Tobondo, dan Ketua Panitia FDP Faidul Keteng kepada sejumlah wartawan pada konferensi pers di Rumah bamboo Dodoha, Institu Mosintuwu, Tentena, Poso, Rabu (19/10/2022).
“Selain target seperti itu, kita juga berharap ada multiplier effect dari kegiatan ini, terutama peningkatan ekonomi masyarakat selain promosi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Poso,” sebut Diah.
Ia menyebut, target itu tidak muluk-muluk, selain karena memang didukung oleh potensi wisata di daerah itu yang disebutnya sangat menawan, juga karena didukung oleh situasi yang kondusif di daerah tersebut.
“Ini sekaligus untuk menghapus stigma negatif tentang Poso. Kita igin agar negara-negara asing mencabut travel warningnya ke Poso,” tegasnya.
Menurutnya, pelaksanaan FDP kali ini berbeda dengan kegiatan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu FDP hanya dilaksanakan oleh Pemkab Poso, kali ini adalah kolaborasi antara Dinas Pariwisata Sulteng dan Dinas Pariwisata Kabupaten Poso.
“Ini digagas sendiri oleh Gubernur Rusdy Mastura agar event festival tertua di Sulteng ini kembali digairahkan seperti telah pernah digelar sebelum-sebelumnya. Namun kali ini berbeda karena banyak pihak yang terlibat, termasuk 12 kabupaten dan kota se Sulteng,” jelasnya.
FDP kali ini akan mengusung berbagai “jualan” antara lain situs heritage Lembah Bada dengan patung-patungnya, Danau Poso sebagai danau purba dan terbesar ketiga di Indonesia yang sedang menuju status sebagai situs geo park.
Sejumlah atraksi dan pagelaran seni akan dihelat dalam FDP 2022 tersebut, termasuk pencatatan dalam rekor MURI pembakaran 7000 nasi bambu atau inuyu.
Ketua Panitia, Faidul Keteng menyebut, efek FDP sudah mulai terlihat sejak sebulan lalu, terutama tingkat hunian hotel dan penginapan di wilayah Poso, terutama Tentena yang kesemuanya sudah full book.
“Sekarang, tamu-tam yang masih berdatangan terpaksa kita tamping di rumah-rumah warga,” sebutnya. (afd)