POSO, beritapalu | Yayasan Sikola Mombine dengan dukungan U.S Consulate General Surabaya melaksanakan kegiatan Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bagi aparat desa di Kabupaten Poso, Senin-Selasa (28-29/3/2022).
Pelatihan itu yang digelar dua hari secara hybrid di Poso itu mengimplementasikan serangkaian cara dan pendekatan untuk mengintegrasikan perspektif gender di dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Acara tersebut dibuka Sekretaris Deputi Bidang Kesetaraan Gender/Plt KemenPPPA, Dewi Respatiningsih.
“Perencanaan kebijakan, program, dan kegiatan beserta implementasinya harus memiliki dasar pemahaman konsep gender,” sebut Dewi pada pembukaan acara tersebut.
Menruutnya, pengarusutamaan gender harus terefleksikan dalam proses penyusunan kebijakan perencanaan dan penganggaran untuk menjamin agar perencanaan dan penganggaran yang dibuat oleh seluruh stakeholders, sudah adil bagi seluruh kelompok masyarakat.
Kepala Seksi Bidang Kualitas Hidup Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sulteng Irnawastu menyatakan, semua pihak harus menerima manfaat yang setara melalui pemahaman akan kesetaraan gender yang dapat memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak terhadap sumber daya pembangunan baik dalam level nasional maupun daerah.
Esti Durahsanti dari U.S Consulate General Surabaya menyampaikan dukungan penuh akan keberhasilan pelaksanaan pelatihan PPRG program Women4GRB dari Yayasan Sikola Mombine. Ia beliau juga berharap rangkaian kegiatan akan membantu pembangunan berkelanjutan di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine Nur Safitri Lasibani juga menyampaikan, pelatihan PPRG ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat desa dalam melakukan perencanaan dan penganggaran yang responsive gender melalui beberapa poin muatan diskusi seperti konsep gender, pengenalan PPRG, dan pembuatan GBS dan GAP sebagai dokumen PPRG yang dilaksanakan melalui diskusi dan presentasi kelompok.
Kegiatan Pelatihan PPRG ini dihadiri oleh 25 orang perwakilan dari empat desa antara lain Desa Malitu, Desa Masani, Desa Sintuwu Lemba dan Desa Sepe serta empat orang fasilitator daerah Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Empat Desa tersebut dipilih dikarenakan Desa Masani dan Desa Sepe adalah Desa dampingan program DRPPA dari KemenPPA, sedangkan Desa Malitu merupakan desa dampingan Sikola Mombine serta Desa Sintuwu Lemba adalah desa yang telah mempraktikkan musyawarah desa inklusi.
Pelatihan ini juga menghadirkan Abdullah Abdul Muthaleb, Fasilitator Nasional PUG dan PPRG Banda Aceh, dan Gunawan dari Yayasan Sikola Mombine, selaku co-fasilitator kegiatan.
Sesi pelatihan yang berlangsung selama dua hari menguatkan pemahamanan aparat desa dalam perencanaan dan penganggaran yang responsive gender di Desa.
“Desa harus mampu menganalisa mana saja program yang masuk dalam buta gender, bias gender, netral gender dan responsive gender,” kata Abdullah.
Fira Tiyasning Tri Utari, selaku manajer program women4GRB dari Yayasan Sikola Mombine mengharapkan pelatihan PPRG ini dapat meningkatnya kemampuan apparat desa dalam memenuhi tujuh prasyarat PUG yaitu komitmen, kebijakan, kelembagaan, sumber daya, data, alat analisis, dan partisipasi masyarakat dalam rangka mensinergikan berbagai program daerah untuk mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak sebagai program Nasional KemenPPA. (afd/*)