Ilustrasi
Ilustrasi

Investor Saham di Sulteng Tumbuh Pesat, Kota Palu Dominan

PALU, beritapalu | Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan siginifikan investor pasar modal di Sulawesi Tengah selama 2024.

“Total jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal di daerah ini mencapai 120.085 orang,” kata Kepala BEI Perwakilan Sulawesi Tengah, Putri Irnawati pada Media gathering sekaligus buka puasa bersama dengan sejumlah media di Palu, Kamis (13/3/2025).

Peningkatan itu kata Putri, tidak terlepas dari upaya edukasi yang dilakukan terutama terkait manfaat berinvestasi di pasar modal.

Dalam catatannya, jumlah investor pasar modal pada 2023 hanya berjumlah 76.918 SID, di 2024 terjadi peningkatan menjadi 43.104 SID.

Sumber: BEI Sulteng)
(Sumber: BEI Sulteng)

“Target peningkatan sekitar 35 persen atau sekitar 27 ribu-an orang melantai di bursa saham, namun kenyataannya mampu melebihi target,” Putri.

Ia membeberkan, dari 120.085 SID, terdapat 30.805 SID merupakan investor saham.

Dirincikan, persebaran investor saham di Sulteng itu selama 2024 masih didominasi oleh Kota Palu, yakni mencapai 38%, disusul Kabupaten Banggai 10,7%, Morowali 9,9%, Donggala 7,5%, Tolitoli 6,9%, Poso 6,5%, Parigi Moutong 5%, Sigi 4,6%, Tojo Unauna 2,9%, Banggai Kepualauan 2,7%, Buol 2,4 persen, Morowali Utara 1,9%, dan Banggai Laut 0,8%.

“Dari jumlah tersebut, sekitar 25 persen adalah mereka yang masih berstatus sebagai pelajar,” ugnkap Putri.

Tingginya minat berinvestasi di pasar modal oleh warga Sulawesi Tengah menurutnya, salah satunya karena modalnya tidak harus besar. Bursa efek juga disebutnya dapat menjadi wadah untuk belajar membangun bisnis dan membaca peluang investasi.

“38,2 persen investor pasar modal di Sulawesi Tengah berusia 18-25 tahun, usia 26-30 tahun ada 25 persen, usia 31-40 tahun ada 23,9 persen dan usia 41-100 tahun 12,7 persen,” papar Putri.

Di 2025 ini, BEI Sulteng menargetkan pertumbuhan SID sekitar 30 hingga 35 persen. Untuk mencapainya akan dilakukan penguatan literasi keuangan dan bisnis, dan juga agar tidak terjerumus pada iming-iming investasi bodong. (afd)

Berita Terkait