PALU, beritapalu | Rumah Dua Jari, sebuah yayasan sosial kemanusiaan akan menggelar Ekspedisi Kita bertajuk ‘Mereka Merekah Merdeka! Bantu Masa Depan Anak-Anak Pelosok’.
Manager Program Ekspedisi Kita, Muh. Ansar A. Sina dalam keterangannya menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk membantu pembangunan berkelanjutan di daerah penerima manfaat, yakni anak-anak di daerah pelosok.
Ekspedisi itu akan berlangsung selama tujuh hari, mulai 16 hingga 22 Agustus 2024 di Dusun Kangkuro, Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Dusun itu sengaja dipilih karena terbilang terpencil. Untuk mengaksesnya harus dengan perahu melintasi Danau Lindu dan menjelajahi anak sungai.
Sekolah di dusun itu juga kekurangan buku pelajaran, minim literasi terutama di kalangan anak-anak, serta inovasi pembelajaran yang minim. Selain itu, kebutuhan dasar seperti penerangan, perawatan fasilitas umum, dan akses kesehatan juga menjadi fokus perhatian.
“Literasi yang minim menjadi tantangan besar bagi anak-anak di daerah terpencil. Meski rasa ingin membaca mereka tinggi, ketiadaan buku bacaan membuat minat mereka terhambat,” imbuh Ansar.
Ansar mengaku melakukan survei untuk mengidentifikasi masalah pendidikan dan kesehatan yang dialami yatim dan dhuafa, dan mungkin belum tersentuh pemerintah lokal.
“Kami berkomitmen untuk memberdayakan mereka melalui program seperti Beasiswa Kita, pendampingan kesehatan, pembangunan sekolah alam, pembangunan masjid, serta desa binaan untuk memberikan solusi yang berkelanjutan,” terang Ansar.
Dari assessment yang dilakukannya, ditemukan sejumlah persoalan di dusun itu antara lain: sekolah minim literasi dan memerlukan buku paket pendidikan yang lengkap untuk seluruh kelas dan mata pelajaran, karena buku yang tersedia saat ini minim dan usang dan berasal dari kurikulum lama.
Selain itu, buku pelajaran agama hanya tersedia untuk agama Nasrani, sedangkan siswa muslim belajar dengan bahan yang tidak sesuai. Siswa-siswi juga membutuhkan perlengkapan sekolah yang lebih layak untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, membutuhkan inovasi pembelajaran yang lebih baik untuk para siswa, memerlukan alat peraga dan alat permainan edukatif, meja belajar, karpet yang layak.
“Banyak rumah bergantung pada lampu minyak dan genset karena belum ada aliran Listrik,” sebutnya.
Desa juga memerlukan perawatan fasilitas umum yang lebih baik. Perpustakaan sekolah membutuhkan tambahan meja dan kursi baca, perbaikan lantai yang retak, serta buku bacaan untuk anak-anak. Kekurangan obat-obatan juga menjadi masalah serius di desa, tidak memiliki Guru Ngaji untuk mendidik anak-anak dalam agama. Masjid tidak memiliki penerangan yang memadai dan minim aktivitas keagamaan, tempat wudhu dan WC masjid dalam keadaan tidak terawat dengan pintu yang rusak, akses jalan ke dusun rusak parah dan menyulitkan mobilitas warga.
Tak itu saja, dalam Ekspedisi Kita itu juga akan digelar sejumlah kegiatan untuk menumbuhkan semangat kemerdekaan seperti upacara, lomba 17 Agustus, kelas seni dan inspirasi, lomba antarwarga, penyaluran alat belajar mengajar anak, pengembangan sarana dan prasarana olahraga, sekolah dan masjid serta layanan kesehatan.
Namun kata Ansar lagi, untuk mewujudkan semua kebaikan bagi warga Dusun Kangkuro yang direncanakannya itu, dirinya tidak bisa bergerak sendiri, sebaliknya dibutuhkan kolaborasi. Karena itu, ia mengundang kolaborator baik indivisu, pelaku usaha, UMKM, lembaga swadaya, instansi pemerintah dan swasta serta media untuk bergabung dalam ‘proyek kemanusiaan’ itu. (afd)