PALU, beritapalu | Tradisi Lebaran Mandura kembali digelar di Kampung Baru, Palu Barat mulai Selasa (16/4/2024) hingga Kamis (18/4/2024) mendatang. Pembukaannya dilakukan oleh Gubernrur Sulteng, Rusdy Mastura yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Palu, dr Reny A. Lamadjido, Bupati Sigi Moh. Irwan Lapata dan Asisten I Pemkot Palu Rizal Abd. Rauf.
Prosesi pembukaan diawali dengan pawai obor oleh sejumlah warga dan anak-anak mengiringi mandura yang diarak keliling Kampung Baru usai shalat Isya di masjid tertua di Kota Palu, Masjid Jami.
“Kampung Baru tidak asing bagi saya, karena saya juga Akamba, alias Anak Kampung Baru. Saya lahir dan besar di sini,” kata Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A Lamadjido saat didaulat memberikan sambutan
Makanya lanjut dr Reny, ketika ada undangan untuk pembukaan kegiatan yang dirangkai dengan kegiatan Kampung Baru Fair itu, ia menyatakan dirinya yang langsung akan menghadirinya. Ia merasa, hadir di festival itu sebagai nostalgia masa kecil.
Pemkot Palu katanya mendukung kegiatan itu, karena setidaknya menjadi salah satu upaya melestarikan nilai budaya yang melekat di daerah itu. Lebih dari itu, kegiatan itu menjadi katalisator bagi tumbuh kembangnya UMKM.
Saat didapuk memberi sambutan sekaligus membuka kegiatan itu, Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura tak kalah Akamba-nya disbanding Wakil Wali Kota Palu. Gubernur Rusdy bahkan mengaku, semasa muda kerap kali berpindah tempat tidur dari satu rumah ke rumah lainnya di wilayah Kampung Baru.
Gubernur bahkan menantang anak muda di kampung itu tentang pengetahuan Sejarah Kampung Baru. “Siapa yang tahu nama kepala Kampung Baru pertama?” tanya Gubernur di atas panggung.
Seraya menyebut nama kepala kampung dimaksud, Gubernur Rusdy mengatakan, jadi jangan ditanya soal Akamba. “Saya tahu persis itu, dan mungkin Sebagian dari orang di sini tidak tahu,” kata Gubernur disambut aplasu pengunjung yang memadati arena festival.
Gubernur berharap, Kampung Baru Fair dan tradisi Lebaran Mandura ini tetap digelar setiap tahunnya dan akan lebh meriah lagi pada waktu-waktu yang akan datang.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat yang mencetuskan Lebaran Mandura itu, Husein Hi Moh. Saleh menjelaskan, tradisi itu digelar sejak Sembilan tahun lalu. Kegiatan itu diilhami oleh keragaman suku yang mendiami Kampung Baru saat itu.
“Lalu timbul inisiatif untuk merekatkan atau mempersatukan keberagaman itu, yaitu dengan menggelar kegiatan Lebaran Mandura,” jelasnya di sela-sela persiapan pembukaan kegiatan tersebut.
Ia mengatakan, Mandura adalah sejenis makanan khas yang terbuat dari beras ketan putih, merah dan hitam. Lalu dibungkus dengan daun pisang. Merah melambangkan keberanian untuk menegakkan kebenaran dan mengakui kesalahan, putih menyimbolkan kesucian dan keikhlasan hati, sedangkan hitam mengisyaratkan keadilan dan kejujuran.
Selama tiga hari pelaksanaan, Kampung Baru Fair itu akan diisi dengan sejumlah kegiatan seperti pawai Mandura, lomba permaina anak, coaching clinic & solo drum, pemeriksaan kesehatan gratis, pameran foto Sejarah Kampung Baru, panggung hiburan, dan mandura gratis. )afd)