
PALU, beritapalu | Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng bersama Bank Sampah Naevo menginisiasi program pengumpulan sampah plastik di laut oleh nelayan di dua kelurahan, yakni Mamboro Barat dan Taipa, Palu.
Program yang melibatkan sejumlah keliompok nelayan di kedua wilayah itu untuk mengurangi timbulan sampah plastik di laut yang berpotensi mengakibatkan pencemaran.
Nur Masita M. Ardy dari DKP Sulteng mengatakan, salah satu upaya penanganan dan pengendalian pencemaran sampah plastik di laut adalah dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan dan penanganan sampah plastik di wilayah pesisir.
“Diharapkan program yang merupakan bagian dari Bulan Cinta Laut ini dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pengurangan sampah di wilayah pesisir dan laut, terutama di Kota Palu,” jelas Nur Masita di sela-sela penimbangan sampah plastik yang dikumpulkan para nelayan di Kelurahan mamboro Barat, Minggu (9/7/2023).
Ia mengatakan, nelayan yang terlibat dalam program itu mengumpulkan sampah-sampah plastik yang mengapung di laut. Sampah tersebut kemudian dipilah dan ditimbang dan akan diserahkan ke Bank Sampah yang selanjutnya akan diberi kompensasi sesuai harga yang berlaku saat itu.
“Saat ini sudah berjalan dan hari ini adalah jadwal penimbangan sampah plastik di tiga kelompok nelayan di Mamboro Barat dan Taipa,” jelas Nur Masita.
Dari dua kelompok penimbangan sampah plastik yang dilakukan Minggu (9/7/2023) masing-masing di Tanjung Ruru dan Labuan baru, Mamboro Barat diperoleh sampah plastik seberat 46,4 dan 150,63 kilogram. Angka itu terbilang cukup fantastis dengan jumlah nelayan yang terlibat setiap kelompoknya yang rata-rata sebanyak 8 orang.
“Selama program berlangsung, penimbangan akan dilakukan dua kali setiap pekan. Kita berharap ini dapat berlangsung kontiyu agar target pengurangan sampah plastic di laut dapat benar-benar diwujudkan” harapnya.

Sementara itu, pengelola Bank Sampah Naevo, Dirsan mengaku sangat terbantu dengan program tersebut, karena menurutnya suplai sampah plastic untuk menunjang produksi di bank sampahnya menjadi cukup tersedia.
“Salah satu kendala kita di bank sampah selama ini adalah ketersediaan sampah plastik. Nah, program pengumpulan sampah plastik ini dari nelayan sangat membantu kami,” ujar Dirsan di sela pengambilan sampah plastik yang telah ditimbang di Labuan Baru, Mamboro Barat, Minggu (9/7/2023).
Sekadar diketahui, Seangle Indonesia Palu dalam sampling sampah di Pantai Dupa Teluk Palu pada 5 Juni 2022 lalu menemukan setidaknya terdapat 2.382 pcs sampah aneka jenis pada area pengukuran sepanjang 150 meter dan lebar dua meter di garis pantai di wilayah itu.
Setelah ditimbang, pengukuran sampling sampah yang menggunakan metode BRIN x DCA itu mendapatkan sampah seberat 21,410 kilogram di sepanjang area pengukuran. Sampling yang dilakukan bersama Rumah Bahari Gemilang (Rubalang), Himpunan Mahasiswa Perikanan Untad (HIMARIN), dan Salolo Diving Club itu juga menemukan, 23,3 persen dari seluruh sampah tersebut berupa sampah plastik sekali pakai, di antaranya berupa kemasan plastik. Lebih mencengangkan lagi karena 20,4 persen adalah berupa Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
Dari penelitian itu dapat digeneralisir bahwa jika garis pantai Teluk Palu sepanjang 57,12 kilometer, maka perkiraan volume sampah di Teluk Palu mencapai 244 ton per bulan atau sekitar 2.928 ton per tahun. Lebih spesifik lagi ke volume sampah plastik yang diproyeksi mencapai 56,8 ton per bulan atau sekitar 682 ton per tahun. (afd)