PALU, beritapalu | Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) SUlteng, Triyono Raharjo mengimbau warga agar tidak terjebak oleh pinjaman online (Pinjol) illegal. Imbauan itu disampaikan saat menggelar kegiatan Jurnalis Update di Palu, Selasa (9/5/2023).
Triyono mengungkapkan, sejak 2018 hingga 2022 kerugian masyarakat yang tercatat di Sekretariat Tim Satgas Waspada Investasi terkait dengan pinjaman online illegal ini mencapai Rp126,04 triliun. Hingga Maret 2023 ini Tim Satgas Waspada Investasi juga telah melakukan penanganan terhadap 1.193 entitas investasi illegal, 4.584 pinjaman online illegal, dan 251 gadai illegal.
“Jika ingin berinvestasi atau memanfaatkan layanan pinjaman online, cek legalitasnya melalui layanan konsumen OJK di 081-157-157,” sebutnya.
Selain membeberkan soal pinjol itu, kegiatan yang juga dihadiri Manager Area Sulawesi PT Astra Sedaya Finance, Georgius Danang Krishantoro itu, Triyono memaparkan perlunya perlindungan konsumen mulai dari paradigma baru hingga tantangan dalam melakukan perlindungan konsumen serta peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh OJK.
“Pelaku usaha jasa keuangan harus berhati-hati dan transparan dalam memberikan penjelasan produk dan layanannya kepada konsumen, karena jika terjadi suatu hal yang merugikan atas barang atau layanan yang dijualnya, maka pelaku usaha akan ikut bertanggung jawab,” tandasnya.
Masyarakat juga diharapkan dapat mulai memanfaatkan kanal layanan OJK yaitu Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen bukan hanya sebagai media untuk menyampaikan pengaduan namun juga menyampaikan informasi maupun pertanyaan agar masyarakat mendapatkan informasi yang lengkap terhadap hal-hal yang perlu diketahuinya.
Ia mengungkapkan, selama Triwulan I 2023 Kantor OJK Sulteng telah melayani 2.483 permintaan informasi debitur dan menerima 223 layanan konsumen, dimana 193 layanan baik pengaduan maupun laporan telah diselesaikan, sedangkan 30 sisanya diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian pengaduan di Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen yang telah di rilis sejak 1 Januari 2021.
Dari seluruh layanan yang diterima Kantor OJK Sulteng, Triyono menyebutkan masih didominasi perbankan dan perusahaan pembiayaan dengan permasalahan terkait pelaporan informasi debitur dan restrukturisasi kredit.
Sementara itu, terkait indikator keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan juga industri keuangan non bank (IKNB) disebutkan menunjukkan kinerja positif.
Pada periode Triwulan I 2023 secara year on year indikator perbankan yaitu aset, dana pihak ketiga, dan kredit masing-masing tumbuh sebesar 0.20%, 0.90%, dan 0.11% dengan kualitas non-performing loan yang tetap terjaga di kisaran angka 1,70%. Penyaluran kredit di sektor UMKM juga meningkat sebesar 17.05% secara yoy dengan NPL yang masih terjaga di bawah ambang batas 5%.
Di sektor Pasar Modal pertumbuhan investor di Sulawesi Tengah juga terus meningkat, tercatat pada Triwulan I 2023 ini terdapat 74.056 rekening investasi dengan share sebesar 71.63% untuk reksadana (53.048 rekening), saham sebesar 24.86% (18.411 rekening) dan SBN sebesar 3.51% (2.597 rekening) dengan nilai transaksi mencapai 644,90 Miliar rupiah.
Triyono menyatakan komitmennya untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka pemerataan ekonomi Sulteng melalui berbagai macam inisiatif, program kerja, dan stimulus di Sektor Jasa Keuangan. (afd/*)