Menurutnya, PT Vale adalah pelaku industri yang wajib dijadikan contoh oleh seluruh perusahaan tambang di Indonesia.
“Tadi saya melihat langsung bagaimana PT Vale mengupayakan perbaikan atas lahan-lahan yang telah ditambang dengan sangat baik, sehingga tidak terjadi kerusakan lingkungan di Kabupaten Luwu Timur khususnya, dan umumnya di Provinsi Sulawesi Selatan, ” katanya.
Jokowi menjelaskan, sangat menghargai upaya PT Vale setelah menambang langsung mereklamasi dan merehablitasi lahan yang sudah ditambang,
“Saya sudah cek, bagaimana PT Vale siapkan bibit-bibit mereklamasi dan merehablitasi tambangan dengan sangat bagus. Saya lihat semuanya tadi, arboretumnya, memberikan edukasi ke anak-anak pentingnya lingkungan. Tambang tidak hanya kita nikmati, tapi harus dinikmati anak cucu kita dalam bentuk lain,” paparnya.
CEO PT Vale Febriany Eddy di hadapan presiden menjelaskan, penerapan pertambangan berkelanjutan dapat dilihat di antaranya, pada proses penambangan bijih nikel yang dilakukan dengan membatasi pembukaan lahan. Hanya di area-area yang terbukti kaya bijih nikel yang akan ditambang. Reklamasi progresif kemudian dilakukan di lahan yang telah selesai ditambang, untuk meminimalisasi lahan terbuka.
Di sisi pengendalian dan pengelolaan limbah hasil tambang, PT Vale telah membangun lebih dari 100 unit fasilitas pengendalian sedimen secara berjenjang. Fasilitas ini berkapasitas total lebih dari 15 juta meter kubik. Pemantauan, pemeliharaan dan pengerukan fasilitas pengendap pun dilakukan secara berkala. PT Vale juga mengoperasikan fasilitas pengelolaan limbah cair berteknologi inovatif, Lamella Gravity Settler (LGS) dengan teknologi setara fasilitas penjernihan air minum, yang dikembangkan bersama BPPT.