“Bekerja dengan cara ini menempatkan Ford pada posisi memudahkan EV diakses oleh jutaan orang dan dengan cara yang tetap melindungi manusia dan planet dengan lebih baik,” imbuh Lisa Drake.
CEO PT Vale Indoensia, Febriany Eddy mengatakan, perjanjian ini menunjukkan bukan hanya mengenai apa yang ditambang – tetapi bagaimana melakukannya.
“Kami menanamkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola kami ke dalam semua yang kami lakukan, dan hasilnya adalah kolaborasi unik dengan pembuat mobil global Ford dan pemroses mineral global terkemuka Huayou untuk berinvestasi bersama dalam proyek ini. Kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik dan menjadikan PT Vale sebagai kontributor penting dalam mengatasi tantangan dekarbonisasi dunia, dengan investasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomi lokal dan memastikan pemanfaatan sumber daya nikel Indonesia secara optimal,” ujarnya.
Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari groundreaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia pada November lalu. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp67,5 triliun dan diperkirakan akan mempekerjakan sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.
Chen Xuehua, Chairman Huayou, hadir dalam acara penandatanganan ini bersama pimpinan PT Vale Indonesia Tbk dan Ford.
“Huayou adalah perusahaan berbasis teknologi, dan produsen terkemuka bahan baterai energi baru ramah lingkungan, rendah karbon, dan berstandar ESG tinggi. Kerja sama strategis ini merupakan salah satu proyek unggulan di bawah sinergi BRI-GMF, juga menghubungkan sumber daya nikel dan kobalt Indonesia dengan pembuat EV melalui kapabilitas canggih Huayou dan teknologi HPAL, merupakan model bisnis rantai nilai EV yang hebat dan akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan ekologi industri EV di Indonesia,” sambut Dr. George Fang, Senior Vice President Huayou.