POSO, beritapalu | Kelompok perempuan Desa Bariri Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso berkumpul dan membahas rencana bisnis untuk mengembangkan kerajinan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang difasilitasi Konsorsium ROA-YPAL atas dukungan Non Timber Forest Programme (NTFP) Indonesia dalam program Green Livelihood Alliance (GLA).
“Kami ingin kelompok usaha perempuan yang sudah ada dapat lebih bisa berbuat utamanya untuk dapat menjalankan usaha kerajinan berupa anyaman rotan dan beberapa kerajinan lainnya agar dapat berjalan dengan baik,” ujar Anggun, Ketua Kelompok Perempuan Desa Bariri, belum lama ini.
Ia menyadari bahwa masih banyak kelemahan dalam menjalankan usaha akan tetapi untuk menjadi kelompok usaha yang baik maka harus belajar dari sekarang, terutama cara mengelola usaha yang baik.
“Kami berharap dengan pendampingan perencanaan bisnis ini diharapkan kelompok mampu menerapkannya sehingga bisa memberikan kesempatan dan peluang dalam memperoleh pendapatan tambahan dan pasar yang lebih luas untuk memdukung produk-produk yang ramah lingkungan,” harapnya.
Gibran, salah satu pengrajin di kelompok itu mengatakan, memang dibutuhkan perencanaan usaha karena kalau hanya memproduksi saja tentu tidak diketahui nanti produk menguntungkan atau justeru sebaliknya dan produk yang ada mau dipasarkan dan bagaimana memasarkannya agar menjadi laku dan dikenal orang.
“Kami memang bisa bikin banyak produk tapi kalau tidak ada pasar dan tidak tau mau dipasarkan kemana tentu akan membuat kami kesulitan juga mengingat produk-produk ini masih juga mencari-cari peluang yang baik untuk bisa selalu dikenal orang,” sebutnya.