PALU, beritapalu | Prestasi membanggakan ditorehkan Komunitas Seni Polelea yang berbasis di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Karya musiknya berjudul “Negeri 1000 Megalit” masuk dalam deretan 15 besar finalis lomba Karya Musik Anak Komunitas (KAMU AKU) 2022 yang digelar oleh Kemenparekraf.
Lomba tingkat nasional yang diikuti ribuan komunitas seni di seluruh Indonesia itu sebelumnya menjaring 50 finalis. Namun pada seleksi berikutnya, dewan juri yang terdiri dari Astrid Lea (Musisi); Budi Dalton (Akademisi Musik); Mia Ismi (Musisi); Ivan Nestorman (Musisi); dan Mohammad Amin (Etnomusikolog/Direktur Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kemenparekraf/Baparekraf) telah menentukan 15 besar finalis, satu di antaranya adalah “Negeri 1000 Megalit” karya Komunitas Polelea.
“Tentu kita bangga, sekaligus menjadi cambuk buat kami di Komunitas Seni Polelea,” kata Akbar Dian, ketua Komunitas Seni Polelea di sela-sela pengambilan gambar untuk memenuhi visual story dalam rangka performance di puncak perhelatan lomba tersebut di Jakarta yang direncanakan pada akhir Juni ini.
Akbar yang juga Ketua Dewan Kesenian Sigi (DKS) itu mengatakan, meskipun belum dinyatakan jawara dalam kompetisi itu, namun setidaknya katanya, dengan masuknya dalam katagori 15 besar finalis dari ribuan peserta sudah menjadi indikator keseriusan komunitasnya dalam berkarya.
Ia bercerita, “Negeri 1000 Megalit” yang diikutkan dalam lomba KAMU AKU 2022 itu dibuat pada sekitar April 2022 lalu saat bulan puasa.
“Kami mendiskusikan hal-hal terkait dengan lomba itu dan kami sepakat untuk ikut serta. Desain pun dibuat, bagi tugas dan peran dan lalu diwujudkan, kemudian dikirimkan ke panitia lomba di Jakarta,” terangnya.
Alhamdulillah lanjutnya, karena dewan juri memberi penilaian lebih atas karya tersebut.
Ditanya soal pembiayaan, konseptor, sutradara sekaligus penulis lagu ini tertawa lebar. Katanya, komunitasnya sudah ditempa oleh pagelaran Palu Art yang hampir semua episode pertunjukannya dilakukan atas swadaya komunitas.
“Talu Art yang independen dan mandiri banyak menempa kami, kami banyak belajar dari itu, sehingga tidak memiliki kesulitan berarti dalam membuat Negeri 1000 Megalit ini,” tandas Akbar.
Negeri 1000 Megalit dalam video musiknya berdurasi 3 menit 41 detik dan diawaki oleh masing-masing: Sutradara/Penulis-Akbar Dian; Komposer-Juli Idin Lanja; Mixing Mastering- Jiloi Rohansyah; Kameramen/Photographer-Arul Wellong; Musik-Rendi; Vokal-Moh Rifail dan Nur Jannatunnisa A. Laite; Pemain-Surya Agung Setiawan, Farid, GS Marhaendra, Moh Ijal, Wahyudin; Editing-Moh. Didit; dan Penanggungjawab-Akbar Mbasi-Mbasi.
Sementara itu, Lomba Karya Musik Anak Komunitas (KAMU AKU) 2022 yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf telah memasuki babak 15 final. Para finalis akan diundang ke Jakarta pada puncak lomba di akhir Juni 2022 ini.
Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf/Baparekraf Dessy Ruhati mengatakan, lomba KAMU AKU 2022 merupakan agenda tahunan Kemenparekraf/Baparekraf sebagai wadah bagi komunitas musisi daerah untuk menunjukkan potensi, bakat, dan kemampuan dalam berkarya.
Kamu Aku merupakan signature event Kemenparekraf/Baparekraf sebagai upaya membangkitkan semangat insan musik tanah air khususnya komunitas musik tanah air di tengah pandemi COVID-19 sehingga diharapkan dapat mendukung kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
“Kegiatan ini menjadi hal yang sangat penting bagi Kemenparekraf dalam memberikan ruang bagi komunitas musik tanah air dalam mengaktualisasikan diri untuk berkarya bagi bangsa dan negara,” kata Dessy Ruhati sebelumnya.
Kriteria penjurian akan meliputi intro, harmonisasi melodi dan syair lagu, harmonisasi instrumen tradisional dan modern, kreativitas aransemen musik dinamika lagu, serta keunikan karya.
Sesuai dengan tema dari KAMU AKU 2002 yang mengusung “Musik untuk Kebangkitan Indonesia Baru”, diharapkan bisa mendorong karya-karya musik tanah air dengan kearifan lokal kolaborasi dari instrumen etnik dan modern agar mampu membangkitkan industri musik dari seluruh pelosok daerah di Indonesia.
“Dengan kekompakan dan ketelitian dewan juri kami berharap karya-karya terbaik akan terpilih dan tampil di acara puncak. Dengan pengalaman dan kompetensi para dewan juri, tentunya proses ini benar-benar akan menghasilkan karya terbaik,” kata Dessy Ruhati.
Mohammad Amin, salahs eorang dewan juri mengungkapkan, terdapat peningkatan kualitas dari karya-karya peserta KAMU AKU 2022, terutama dari kualitas sound (produksi suara/mixing).
“Yang kita harapkan adalah lokalitas karya, jadi kemampuan dia (komunitas/peserta) untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan potensi lokalnya dan lokus di mana dia berada, itu yang mau kita cari. Referensi boleh, tapi jangan imitasi. Karena letak dari ekonomi kreatif itu salah satunya diferensiasi, bagaimana kita berbeda dengan menunjukkan kearifan lokal masing-masing,” kata Mohammad Amin. (afd/*)
Baca juga : Kemenparekraf Jaring 15 Finalis Lomba Karya Musik Anak Komunitas 2022