JAKARTA, beritapalu | Hasil survei terbaru oleh Palang Merah Indonesia (PMI) melalui dukungan Federasi Palang Merah Internasional & Bulan Sabit Merah (IFRC) memaparkan persepsi masyarakat mengenai vaksin COVID-19.
Melalui Survei Persepsi Komunitas Tentang Vaksin COVID-19 yang dilakukan pada akhir September 2021 kepada sekitar 2.500 responden yang menjawab secara daring di Provinsi Jawa, Bali, dan Sulawesi bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang perilaku masyarakat mengenai vaksin COVID-19 dan bagaimana umpan balik dapat digunakan untuk mendukung kegiatan vaksinasi di Indonesia oleh PMI dan IFRC.
Kelompok responden yang menjawab survei ini telah mendapatkan vaksin COVID-19 setidaknya satu dosis (86 persen). Bagi responden yang belum mendapatkan vaksin menyatakan kesulitan untuk mendapatkan vaksin tersebut dan kuota harian vaksin yang tersedia terbatas.
Mayoritas yang telah mendapatkan vaksin sadar bahwa vaksin dapat melindungi dirinya dan orang di sekitarnya (85 persen), berusaha untuk hidup ‘normal’ (57 persen) dan mendukung terbentuknya kekebalan kelompok (50,4 persen).
“Mendapatkan umpan balik dari masyarakat melalui survei ini sangatlah penting agar dapat memastikan kegiatan yang kita lakukan relevan dengan kebutuhan; seperti memberikan informasi faktual hingga menjangkau masyarakat di tempat yang sulit sehingga mendorong mereka yang memenuhi kriteria mendapatkan vaksin agar mampu melindungi dirinya dan masyarakat,” ujar Aulia Ariani dari Bidang Pelibatan Masyarakat dan Akuntabilitas PMI Pusat.
Dua faktor mengapa responden masih belum mengakses vaksinasi ialah takut akan injeksi beserta efek sampingnya dan masih mencari informasi yang lebih komprehensif terkait vaksin.
“Mendukung PMI melalui survei ini sangat penting agar kita dapat memahami bagaimana kita dapat mendukung masyarakat untuk melindungi mereka di tengah pandemi. Survei ini juga memberikan informasi lebih baik mengenai cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin COVID-19 sehingga dapat melindungi dirinya dan orang-orang di sekitar,” ujar Jan Gelfand, Kepala Delegasi IFRC untuk Indonesia dan Timor Leste.
Para responden turut menyatakan preferensi distribusi informasi terkait vaksin yaitu menggunakan media sosial dan online media. Paparan ini juga mengungkapkan tentang relevansi penggunan aplikasi pesan WhatsApp khususnya bagi kelompok responden dengan umur 35 ke atas dengan akses ke jaringan internet yang baik karena kemudahannya dalam membagi informasi kepada orang sekitarnya.
Untuk memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang vaksinasi COVID-19, PMI dengan dukungan IFRC secara aktif menggunakan berbagai bentuk media seperti radio, media Komunikasi, Informasi, & Edukasi (KIE) melalui produksi poster, stiker, spanduk, serta Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dengan pendekatan sosial budaya agar mampu menyasar masyarakat di tempat terpencil dengan akses minim terhadap teknologi seperti internet. (afd/*)