PUKUL 07.00 teng, TPS yang jumlahnya sebanyak 1.072 di Palu sudah siap melayani warga yang ingin menyalurkan hak suaranya.
Tak cuma TPS, petugasnya yang dijuluki KPPS tak kalah siap. Bahkan di antara mereka ada yang berdandan secara khusus menyamabut kedatangan warga pada pesta demokrasi lima tahunan itu.
Tapi si Fulan begadang semalam, sehingga ia terlambat bangun. Fulan menengok jam yang sudah menunjukkan pukul 11.15. Segera ia bangkit dari tempat tidur, mencuci muka tanpa mandi dan meraih sisir untuk rambutnya yang cak-acakan.
Dengan tergopoh-gopoh ia langsung menyambangi TPS yang letaknya hanya sekitar 150 meter dari rumahnya.
“Masih bisa saya mencoblos?” tanyanya pada petugas KPPS di pintu masuk TPS itu.
“Bisalah, waktunya sampai jam satu siang,” kata petugas KPPS itu.
Fulan lega karena kesempatan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta wakilnya di dewan masih terbuka. Sembari menunggu giliran, matanya jelalatan mengamati daftar caleg yang dipajang di luar TPS itu.
“Fulan” suara petugas memanggilnya untuk menyalurkan suaranya.
Fulan pun masuk ke TPS itu, mengambil surat suara, memasukkan ke kotak suara, mencelupkan kelingkingnya di tinta dan pulang. Eits, sebelum pulang, ia menyempatkan diri berfoto selfie di depan TPS itu.
“Halo gaes, saya sudah mencoblos,” tulisnya dalam foto selfie yang diunggah ke salah satu platform media sosial.
Sampai di rumah kembali, Fulan tak tenang. Penyebabnya, ia kuatir jagoannya tidak menang dalam pemilu kali ini. Karenanya usai makan siang, ia kembali ke TPS itu untuk menykasikan langsung proses perhitungan suara.
“Dua, sahhh! Satu sahh! Tiga, sahh!” teriak petugas KPPS saat perhitungan suara untuk Capres dan Cawapres dilakukan.
Fulan terus menunggui hingga perhitungan itu berakhir dan direkapitulasi.
“Sudahlah, tak usah tanya-tanya hasilnya!” jawab Fulan saat rekannya bertanya hasil akhir perhitungan suara itu. (bmz)
View this post on Instagram