KUATIR berlebihan soal uang menjadi salah satu sumber stres utama bagi banyak pekerja Indonesia. Ketidakpastian ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok memberikan tekanan finansial dengan dampak serius pada kesehatan mental mereka.
Faktanya, lebih dari sepertiga (37%) karyawan Indonesia mengalami stres sehari-harinya dan satu dari tiga memiliki kondisi finansial yang lebih buruk dari sebelumnya, menurut laporan Mercer Marsh Benefits.
“Banyak karyawan yang mengalami stres finansial lebih dari sebelumnya dan berharap mendapatkan dukungan dari perusahaan,” ujar Tobias Fischer, CEO wagely.
“Survei Kesehatan Finansial kami menunjukkan, 33% karyawan menyatakan sangat tidak kuatir dengan kondisi finansial mereka setelah menggunakan wagely, sementara 39% menyatakan tidak kuatir. Mengingat adanya hubungan jelas antara kekuatiran soal uang dan kesehatan mental, perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung kesejahteraan finansial pekerja mereka.”
Selain memengaruhi kesehatan mental, masalah keuangan pribadi karyawan ternyata juga berdampak terhadap perusahaan. Studi PwC membuktikan bahwa efek dari stres finansial dapat meluas hingga ke perputaran karyawan, produktivitas terhambat, ketidakhadiran, dan rendahnya keterlibatan.
Sederhananya, karyawan yang fokus pada masalah keuangan pribadi tidak fokus pada pekerjaan mereka. Lantas, bagaimana perusahaan dapat membantu meringankan stres ini? Menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, mari simak lima cara yang dapat dilakukan.
- Cari tahu apa yang menjadi kesulitan karyawan
Tidak ada satu cara ajaib yang paling tepat untuk membantu mengurangi stres masalah finansial, karena setiap karyawan memiliki kebutuhan finansial yang berbeda. Di sinilah survei dapat membantu mencari tahu apa yang membuat karyawan stres dan benefit apa yang paling dibutuhkan. Mulailah dengan survei dan temukan cara terbaik dalam mendukung karyawan Anda.
- Tambahkan pelatihan keuangan ke dalam sumber penunjang kesehatan mental
Tidak semua karyawan akan merasa nyaman memberi tahu perusahaan bahwa mereka sedang menghadapi kesulitan keuangan. Berhubung kondisi finansial seseorang sering kali dilihat sebagai masalah pribadi, studi yang sama dari PwC menyarankan bahwa sesi pelatihan keuangan secara perorangan akan sangat membantu karyawan karena sifatnya yang pribadi dan rahasia. Untuk itu, perusahaan dapat mempertimbangkan penyertaan pelatihan finansial di dalam sumber penunjang kesehatan mental.
- Bantu karyawan mencapai kesejahteraan finansial yang berkelanjutan
Dalam menjerat orang untuk masuk ke lingkaran utang, lintah darat biasanya menyasar mereka yang hidup dari gaji ke gaji dan mereka yang membutuhkan dana darurat untuk pengeluaran tidak terduga. Meski utang atau kondisi finansial yang buruk tidak secara langsung mengarah pada kesehatan mental, terus-menerus kuatir bagaimana bisa melunasinya dapat sangat berdampak. Karena itu, perusahaan harus hadir untuk memberdayakan tenaga kerja mereka dengan program kesejahteraan finansial yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Sudah banyak perusahaan terkemuka yang memberikan earned wage access (EWA) sebagai program benefit karyawan. Melalui platform EWA, karyawan dapat mengakses gaji yang telah mereka peroleh sebelum hari gajian. Baik untuk membayar sewa tempat tinggal atau biaya hidup lainnya, karyawan yang kehabisan gaji di tengah bulan tidak perlu lagi beralih ke layanan pinjol ilegal.
- Tingkatkan literasi keuangan karyawan Anda
Mewujudkan tujuan finansial dimulai dengan literasi keuangan. Apa pun bentuknya, baik itu kelas; pelatihan; workshop; akan sangat membantu karyawan agar tidak terlalu cemas dan stres mengenai uang. Saat karyawan hendak menghadapi keputusan terbesar dalam hidup, seperti membeli rumah dan membayar pendidikan anak, mereka perlu memahami pentingnya anggaran, perpajakan, suku bunga, siklus utang, dan lain-lain. Pada akhirnya, literasi dapat meningkatkan pengetahuan mengenai keuangan, dan berbekal pengetahuan yang cukup akan membantu karyawan meningkatkan kesejahteraan finansial.
- Tumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan mental di tempat kerja
Mungkin sudah akrab dengan gejala dan pengobatan untuk penyakit umum seperti flu, diare, dan yang baru-baru ini, COVID-19. Namun, apakah yakin karyawan tahu bagaimana menjaga kesehatan mental mereka? Kesalahpahaman dan stigma seputar kesehatan mental sering menyebabkan orang menderita dalam diam dan tidak mencari bantuan. Itulah mengapa menumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan mental di tempat kerja merupakan inisiatif penting untuk memberikan pemahaman tentang gangguan kesehatan mental dan meningkatkan akses kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
Sudah saatnya untuk memberikan mereka dukungan finansial yang akan membuat perbedaan besar tidak hanya pada kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan, tetapi juga pada produktivitas dan kemampuan perusahaan dalam menarik dan mempertahankan talenta terbaik. (afd/*)