TOLITOLI, beritapalu | Yayasan Sikola Mombine melaunching program Transfer Anggaran Kabupaten berbasis Ekologi atau Ecological Fiscal Transfer (EFT) di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Senin (4/4/2022).
Launching Transfer Anggaran Kabupaten berbasis Ekologi (TAKE) di Kabupaten Tolitoli ini diharapkan dapat menguatkan pengetahuan Pemerintah Desa dalam pengelolaan ADD berbasis ekologi sehingga pemerintah desa dapat melakukan program perlindungan lingkungan dan ketangguhan terhadap bencana secara tepat.
Peluncuran program yang didukung The Asia Foundation (TAF) itu dimaksudkan untuk terus mendorong dan mengadvokasi skema TAKE di wilayah itu. Sebelumnya dilakukan berbagai diskusi bersama Pemda Tolitoli yang kemudian skemanya diterapkan melalui kebijakan Peraturan Bupati No. 1 tahun 2022 tentang Pengalokasian dan Pembagian Dana Desa Setiap Desa Tahun Anggaran 2022.
Tolitoli menerapkan skema ini sebagai wujud partisipasi aktif dalam mewujudkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli yakni “Menyelenggarakan Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.”
Saat ini, berbagai wilayah di Indonesia aktif mendorong kebijakan transfer fiskal berbasis ekologi dengan berbagai skema. Dari beragam skema, Kabupaten Tolitoli diharapkan dapat menggunakan skema TAKE. Kebijakan skema intensif fiskal ini sudah menjadi praktik baik bagi beberapa wilayah di Indonesia, begitupun dengan wilayah Sulawesi Tengah.
Acara yang dilaksanakan secara Hybrid ini dibuka Sekretaris Daerah Tolitoli mewakili Bupati. Ia menyatakan, Skema TAKE ini perlu dilakukan melalui sosialisasi yang menyeluruh agar pemerintah desa yang ada di Tolitoli mendapatkan informasi lebih luas melalui berbagai kegiatan workshop.
“Kami selaku pemerintah daerah bersama pemerintah desa tetap mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan seimbang dengan tujuan peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup,” sebutnya.
Ia berharap melalui TAKE ini, setiap kepala desa yang merupakan garda terdepan akan lebih memperhatikan penggunaan anggaran desa berbasis ekologi.
Lili Hasanudin dari perwakilan The Asia Foundation mengatakan, TAKE merupakan salah satu skema yang sudah digagas sejak beberapa waktu lalu, karena sebagai mitra yang concern terhadap pelestarian lingkungan, TAF merasa penting untuk memikirkan model pengelolaan dan pembiayaan lingkungan.
“Skema TAKE merupakan inisiatif yang digagas dan dipromosikan serta didiskusikan oleh para stakeholders, dan terimakasih kepada pemerintah Tolitoli yang sudah menerima skema ini secara terbuka, dengan harapan adanya masukan untuk pengembangan inisiatif dan implementasi dalam mengantisipasi bencana alam dengan lebih baik,” ujar Lili.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine Nur Safitri Lasibani juga menyampaikan bahwa Yayasan Sikola Mombine melalui dukungan Climate and Land Use Alliance, The Asia Foundation serta kerjasama Pemerintah Kabupaten Tolitoli telah melalui serangkaian proses mulai dari workshop serta regular meeting yang dilaksanakan untuk mengenalkan skema TAKE ini kepada stakeholder di tingkat kabupaten Tolitoli.
“Harapan dari Yayasan Sikola Mombine adalah penerapan TAKE Tolitoli ini mampu mendorong kompetisi antardesa sehingga masing-masing desa dapat termotivasi untuk meningkatkan kualitas kinerjanya terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana di desa. TAKE berkembang, Ekologi Terjaga!” harap Nursafitri.
Launching TAKE di Kabupaten Tolitoli dihadiri Bupati Tolitoli, 25 orang perwakilan OPD Kab. Tolitoli, dan 18 orang kepala desa di Hotel Mitra Utama pukul 15.00 WITA. Launching TAKE yang dilaksanakan secara hybrid ini juga mengundang keynote speaker Bapak Mohamad Dzikron dari DPMD Tolitoli, serta para penanggap Anastutik dari Kemendesa PDTT, Joko Tri Haryanto dari BKF Kemenkeu, BAPPEDA Povinsi Sulawesi Tengah Bidang Infrastruktur, Sudirman dari Universitas Tadulako, dan Roy Salam dari Indonesia Budget Center. (afd/*)