PALU, beritapalu | Mengenang tragedi jatuhnya pesawat Merpati di Gunung Tinombala 45 tahun lalu, Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST) bekerja sama dengan Kaili Nusantara Production serta Pue Nggari Center menggelar pameran foto di Bantaya Siralangi, Jalan Katamso, Palu, Senin dan Selasa (28-29/3/2022).
Foto-foto pada pameran itu sebagian besarnya menampilkan proses operasi SAR setelah pesawat milik maskapai Merpati Nusantara Airlines jenis Twin Otter DHC-6 bernomor registrasi PK-NUP MZ-516 terjatuh di Gunung Tinombala, Parigi Moutong pada 29 Maret 1977.
Pada tragedi itu, 11 dari 20 penumpang dan 3 awak lainnya selamat. Mereka yang selamat berhasil menembus lebatnya hutan pegunungan dan bertahan hingga ditemukan tim SAR. Di antara mereka, beberapa yang masih menjadi saksi hidup hingga kini atau 45 setelah kejadian tersebut.
Koordinator KHST Moh. Herianto mengatakan, foto-foto yang dipamerkan itu adalah koleksi dari Datlin Tamalagi yang saat itu tercatat sebagai wartawan Koran Nasional Indonesia (KNI). Koleksi Datlin Tamalagi itu diserahkan oleh anaknya, Yesiah Eri Tamalagi.
Selain pameran foto, juga dilaksanakan diskusi buku Peristiwa Gunung Tinombala karya Yusuf Abdullah Puar, pemutaran film Peristiwa Tinombala, serta testimoni keluarga korban.
Pada diskusi hari pertama (Senin, 28/3/2022) hadir Sukardan Tawil, anak pertama Hasan Tawil, salah seorang penyintas kecelakaan pesawat tersebut yang telah berpulang tahun Agustus 2021 lalu. Juga Budi Alatas, anak bungsu almarhum Husni Alatas, salah seorang korban meninggal dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Selasa (29/3/2022) sore ini, diskusi lanjutan akan menghadirkan saksi hidup peristiwa itu, yakni Rosni Alatas Marunduh, istri mendiang Husni Alatas yang juga menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut. Rosni bahkan satu-stunya penyintas yang sempat membintangi film Peristiwa Tinombala dan melakokan dirinya dalam peristiwa itu. (afd/*)