JAKARTA, beritapalu | Sebanyak 45 perempuan dari berbagai daerah di Indonesia telah meningkatkan keterampilan dalam kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) melalui serangkaian pelatihan di program Digital Sheroes.
Digital Sheroes adalah inisiatif UN Women dan Alterra Academy yang bertujuan meningkatkan kesempatan belajar yang setara untuk memberdayakan perempuan dalam pengembangan keterampilan di bidang teknologi.
Di seluruh dunia, perempuan hanya mencakup 28% dari lulusan jurusan teknik, 22% dari pekerja di sektor AI, dan hanya sepertiga dari pekerja di sektor teknologi. Sedangkan data dari UNESCO menunjukkan bahwa di tahun 2050, diperkirakan 75 persen pekerjaan di masa depan akan berada di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
“Untuk memastikan partisipasi penuh dan bermakna di era digitalisasi, maka perempuan dan anak perempuan harus memiliki kesempatan yang setara dalam mempelajari keterampilan digital, termasuk pemanfaatan AI,” ucap Dwi Faiz, Head of Programmes, UN Women Indonesia. “Kemitraan di Program Digital Sheroes mendukung upaya kami dalam mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.”
Bram Djaafara, Chief of Alterra Academy menyatakan, “Dalam pengalaman Alterra Academy selama ini membantu anak muda & angkatan kerja di Indonesia agar bisa menjadi talenta yang berkualitas & bersaing di pasar kerja, kami melihat sendiri bahwa perempuan memiliki potensi yang sama baiknya dengan para peserta laki-laki. Saya bahkan teringat dengan peserta program pelatihan kami di awal berdiri, mereka-mereka yang mendapatkan pekerjaan bahkan di perusahaan teknologi unicorn adalah peserta perempuan. Saya yakin perkembangan teknologi ke depan khususnya AI akan dapat diikuti oleh perempuan dengan baik, apalagi jika kita semua terus berpartisipasi menciptakan dukungan yang inklusif untuk perempuan.”
Program Digital Sheroes dilaksanakan untuk menjembatani kesenjangan dalam akses terhadap pelatihan keterampilan digital. Sebanyak 347 orang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti program, UN Women dan Alterra Academy memilih 45 peserta untuk berpartisipasi dalam lima sesi pelatihan daring yang diselenggarakan selama Agustus dan September.
Di pelatihan ini, peserta mendapatkan keterampilan praktis penggunaan AI, desain User Interface/User Experience (UI/UX), dan prompt engineering. Pelatihan ini juga menghadirkan pembicara tamu dari ICT Watch untuk membagi pengetahuan tentang etika penggunaan AI, termasuk bias gender dalam teknologi tersebut.
Program Digital Sheroes juga memberikan kesempatan pada peserta untuk berjejaring dengan sesama perempuan yang ingin atau sudah bekerja di sektor digital untuk mendukung pengembangan karier profesional mereka.Di akhir program, para peserta mengerjakan proyek akhir berupa publikasi landing page untuk inisiatif masing-masing terkait kesetaraan gender. Tiga peserta terbaik, yaitu Anindya Dewi Nariswari, Alivia Sakuntarini, dan Diana Novita, menerima penghargaan khusus atas proyek dan komitmen mereka selama pelatihan.
“Saya mendapatkan ilmu dan wawasan baru dari mengikuti pelatihan Digital Sheroes. Saya menyadari bahwa AI juga berpengaruh dalam kesetaraan gender, seperti adanya bias gender pada AI dapat merugikan perempuan,” kata Anindya Dewi Nariswari, peserta terbaik Digital Sheroes. “Saya mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan dengan membuat final project berupa landing page website bernama “Rise of Women” yang bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk mendukung kesetaraan gender.”
Acara hari ini yang menjadi penutup dari rangkaian program Digital Sheroes, menampilkan diskusi publik bertajuk “AI dan Kesetaraan Gender” bersama Adinda Putri Kusumawardhani, UN Women National Gender Youth Activist, Widuri dari ICT Watch, dan perwakilan peserta terbaik Digital Sheroes, Anindya Dewi Nariswari, dengan dimoderatori oleh Isma dari Alterra Academy. Diskusi publik ini membahas tentang tantangan yang dihadapi perempuan dalam STEM dan potensi AI dalam mendukung kesetaraan gender di Indonesia. (afd/*)