SIGI, beritapalu | Festival Danau Lindu (FDL) akan didorong untuk menjadi even berskala nasional. Hal itu dinyatakan Bupati Sigi, Mohamad Irwan Lapata saat membuka kegiatan seni budaya itu di Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Sigi, Kamis (5/9/2024).
Ia mengatakan, dorongan itu beralasan karena berbagai program pembangunan telah diarahkan ke kawasan itu untuk mendukungnya, antara lain infrastruktur jalan yang saat ini sedang ddalam proses pembangunan.
“Insya Allah tahun depan jalan ini sudah selesai dan itu berarti akses untuk sampai ke Lindu ini akan semakin mudah,” sebutnya.
Tak itu saja, sejak periode pertama kepemimpinannya, ia menyebut terus berusaha membangun prasarana publik untuk menunjang pengembangan wisata di wilayah itu. Sebut misalya soal listrik yang saat ini sudah dapat dinikmati warga setempat sejak beberapa tahun lalu.
“Kecamatan Lindu terutama Danau Lindu memiliki potensi wisata alam yang sangat besar, begitu juga dengan potensi wisata budayanya, karena itu, kawasan ini harus terus kita bangun sarana dan prasarananya agar masyarakat Lindu dapat mendapat nilai dari situ,” ungkapnya.
Bupati Irwan mengaku bersyukur karena FDL yang telah terselenggara untuk kelima kalinya sejak periode Pj Bupati Hidayat, almarhum Aswadin Randalembah telah masuk dalam Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Sulawesi Tengah oleh Gubernur Rusdy Mastura.
“Ini berarti jalan untuk menjadikan FDL ini sebagai even nasional semakin terbuka,” sebutnya.
Ke depan kata Bupati Irwan, seiring dengan semakin mudahnya mengkases kawasan ini, maka diharapkan investasi juga akan masuk. Ia bahkan merencanakan mendorong ekonomi hijau di wilayah ini agar manffat ekonomi dapat diraih berbarengan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Ia mengatakan, pola investasi yang akan digadang-gadang adalah tidak dengan membeli tanah-tanah masyarakat, melainkan dengan menanam pohon-pohon produktif di lahan masyarakat yang bernilai ekonomi dan akan terus dibersamai hingga pemasarannya.
Sementara itu, pembukaan FDL yang berlangsung malam hari itu diwarnai dengan turunnya hujan. Meskipun demikian, hal itu tidak menyurutkan pengunjung untuk tetap bertahan menyaksikan seluruh rangkaian seremonial pembukaan tersebut.
Sebelumnya di pagi hari telah dilaksanakan upacara adat Metimbe dengan penyembelihan seekor kerbau yang kemudian disantap bersama. Juga dilakukan ritual Pepantudui.
Di sore hari, sejumlah sanggar seni dari berbagai kecamatan dan desa di Sigi mempertunjukkan aneka atraksi seni dan budaya. (afd)