Reses di Talise Valangguni, Warga Minta Komitmen Penguatan UMKM

PALU, beritapalu | Dalam reses yang berlangsung di Talise Valangguni, Senin (21/4/2025), Anggota DPRD Kota Palu, Erman Lakuana kembali menerima gelombang aspirasi dari warga, yang mayoritas berkaitan dengan kebutuhan alat usaha mikro.
Meskipun acara berlangsung singkat, yakni pukul 20.00 WITA hingga satu jam lima belas menit kemudian, warga segera menyampaikan berbagai kebutuhan mereka. Aspirasi datang dari berbagai kelurahan.
Permintaan itu antara lain dari Kelurahan Poboya: Bantuan peralatan dan biaya untuk usaha kue rumahan yang sedang dirintis. Kelurahan Tondo: Penambahan alat musik untuk inventaris penyewaan usaha. Kelurahan setempat lainnya: Tambahan kuota tenda dan bantuan mesin jahit sebagai dukungan terhadap mata pencaharian warga.
“Semuanya akan kami fasilitasi melalui jalur proposal,” ujar Erman, politisi yang telah menjabat selama tiga periode di DPRD Kota Palu.
Ia menegaskan bahwa bantuan alat usaha, tenda, maupun mesin jahit dapat diajukan melalui proposal resmi ke dinas-dinas terkait, dan pihaknya siap mengawal usulan tersebut.
“Selama proposalnya jelas, dan ada niat usaha, pasti akan kami kawal,” tambahnya.
Meskipun reses terasa kurang bersemangat, dengan hanya satu dinas yang hadir (Disperindag), hal ini tidak menyurutkan semangat Erman untuk meminta konstituennya bersuara.
Menurut Nawir A. Lamanda, peserta dari kegiatan Sekolah Parlemen Muda (SPM) yang bekerja sama dengan Yayasan Sikola Mombine dan YOU-WIN Project (Youth and Women in Politics), meskipun reses terasa singkat dan kurang menggugah, antusiasme Pak Erman tetap sangat terasa.
“Dari beberapa reses yang sudah saya ikuti, reses kali ini terasa singkat dan kurang menggugah. Terutama karena kehadiran OPD yang terbatas dan terlalu tekstual penjelasannya. Namun begitu, antusiasme Pak Erman sangat terasa bagi saya,” ujarnya.
Sebagai alumni Ilmu Komunikasi dari Universitas Tadulako, Nawir menilai bahwa pengalaman Erman selama tiga periode di DPRD membuat warga percaya bahwa aspirasi mereka tidak berhenti di forum ini saja, melainkan sudah dipertimbangkan dalam Pokok Pikiran (Pokir)-nya.
Reses malam itu ditutup dengan jabat tangan sebagai bentuk apresiasi dan komitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi masyarakat. Meskipun warga cenderung pasif, representasi wakil rakyat di tingkat kota harus tetap proaktif dalam menggugah partisipasi konstituen.
“Minimnya partisipasi bukan alasan untuk surut, sebab suara rakyat adalah landasan utama dalam menentukan kebijakan yang berpihak pada kepentingan bersama,” tutup Nawir. (afd/*)