Yayasan Kerti Praja dan DP3A Gelar Workshop Penguatan Kapasitas Aparatur Desa

PALU, beritapalu | Yayasan Kerti Praja bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah menggelar workshop bertajuk “Penguatan Kapasitas Aparatur Desa dalam Pengembangan Strategi Implementasi Rekomendasi Rencana Aksi Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Ketahanan Perempuan akibat Dampak Perubahan Iklim melalui Musrenbangdes.”
Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa, organisasi perangkat daerah dan kelompok perempuan di Kabupaten Sigi, berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis (16-17/4/2025), di salah satu hotel di Kota Palu. Workshop ini diikuti oleh aparatur desa dari tiga desa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Project Manager Humanitarian Yayasan Kerti Praja, Dinar Lubis memaparkan langkah konkrit untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman aparatur desa dalam merespons isu-isu kekerasan berbasis gender serta dampak perubahan iklim terhadap perempuan, terutama melalui mekanisme perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes).
Selain itu, pola pendekatan pendekatan partisipatif dan berbasis data lokal menjadi kunci dalam menyusun strategi implementasi yang efektif dan berkelanjutan.
Perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sulteng menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong terciptanya desa yang responsif gender dan tangguh terhadap perubahan iklim.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal dalam mengintegrasikan isu KBG dan ketahanan perempuan ke dalam rencana aksi desa,” ujarnya.
Dalam sesi pemaparan, perwakilan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengungkapkan bahwa dari total sekitar 75.000 desa di Indonesia, sebanyak 53.000 desa termasuk dalam kategori rawan bencana. Oleh karena itu, desa-desa diharapkan dapat mengalokasikan anggaran dana desa untuk kegiatan penanggulangan bencana sebagai bagian dari strategi pembangunan yang inklusif dan adaptif.
“Desa memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana, termasuk dalam memperhatikan kerentanan perempuan. Oleh sebab itu, strategi pencegahan dan perlindungan perlu menjadi bagian dari prioritas desa,” ungkapnya.
Selama dua hari kegiatan, peserta terlibat aktif dalam diskusi kelompok, simulasi penyusunan strategi aksi, serta identifikasi langkah-langkah konkret yang dapat diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan desa.
Workshop ini diharapkan dapat mendorong lahirnya inisiatif lokal yang mampu memperkuat peran desa dalam melindungi kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak, sekaligus membangun ketangguhan desa terhadap ancaman perubahan iklim dan bencana.
Hadir pula narasumber dari akademisi, praktisi pembangunan desa, serta perwakilan masyarakat sipil yang membahas praktik baik dan tantangan di lapangan. Selama dua hari, peserta terlibat aktif dalam diskusi kelompok, simulasi penyusunan strategi, serta penyusunan rekomendasi kebijakan yang bisa diterapkan di desa masing-masing.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendukung dalam menciptakan desa yang inklusif, aman, dan adaptif terhadap perubahan ikliim.
Selain aparatur desa dari tiga desa di Kabupaten Sigi, yaitu Desa Bangga dan Desa Rogo di Kecamatan Dolo Selatan serta Desa Kaleke di Kecamatan Dolo Barat. Juga melibatkan kelompok perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sigi dan Provinsi Sulawesi Tengah, juga dihadiri oleh UN Women, UNFPA dan kelompok masyarakat sipil lainnya. (wan)