UNESCO Serukan Peningkatan Kualitas Gizi dalam Program Makanan Sekolah

JAKARTA, beritapalu | Laporan terbaru dari UNESCO menyoroti pentingnya makanan sekolah dalam mendukung kesehatan dan pembelajaran murid. Meskipun semakin banyak murid yang kini memiliki akses untuk mendapatkan makanan di sekolah, perhatian terhadap nilai gizi dan bahan makanan yang digunakan masih kurang ditekankan.
UNESCO mendorong penggunaan bahan pangan yang lebih sehat dan bergizi, serta pentingnya edukasi gizi dalam kurikulum sekolah.
“Berkat investasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, hampir separuh murid sekolah dasar di dunia kini mendapatkan akses terhadap makanan sekolah. Namun kita perlu melangkah lebih jauh dan melihat apa yang sebenarnya ada di piring mereka” ujar Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO.
“Fokusnya harus pada keseimbangan makanan dengan bahan segar agar mereka dapat tumbuh dengan baik. Hal ini adalah isu besar dalam bidang Kesehatan dan Pendidikan.” Tmbahnya.
Sekitar seperempat murid di dunia mendapat manfaat dari makanan sekolah di tahun 2024, dan angka ini meningkat menjadi 47% di tingkat sekolah dasar. Studi UNESCO pada tahun 2023 menunjukkan bahwa program ini tidak hanya membantu mengatasi kekurangan gizi, tetapi juga mendukung proses pembelajaran. Dimana makanan sekolah meningkatkan angka pendaftaran siswa sebesar 9%, meningkatkan kehadiran murid sebesar 8%, dan juga meningkatkan hasil pembelajaran murid.
Laporan berjudul Education and Nutrition: Learn to Eat_Well yang dirilis saat acara ‘ Nutrition for Growth’ di Prancis, menekankan perlunya standar gizi dalam makanan di sekolah. Pada tahun 2022, hampir sepertiga (27%) makanan sekolah di seluruh dunia dirancang tanpa konsultasi dengan ahli gizi. Dari 187 negara yang dievaluasi, hanya 93 negara yang memiliki regulasi, standar, atau pedoman terkait makanan dan minuman di sekolah. Dari 93 negara tersebut, hanya 65% yang memiliki standar aturan penjualan makanan dan minuman di kantin, toko makanan, dan mesin penjual otomatis di lingkungan sekolah.
Kurangnya standar dan pengawasan terhadap isi makanan yang disajikan kepada murid harus menjadi perhatian utama, mengingat angka obesitas pada anak usia sekolah telah meningkat lebih dari dua kali lipat di sebagian besar negara sejak tahun 1990, sementara ketahanan pangan terus memburuk di berbagai belahan dunia.
Laporan ini mendorong pemerintah untuk memprioritaskan makanan segar dan minim proses, serta mengintegrasikan pendidikan mengenai gizi ke dalam kurikulum sekolah. Sebagai bentuk dukungannya, UNESCO akan mengembangkan serangkaian alat bagi pemerintah dan tenaga kerja pendidikan, termasuk panduan teknis, dan program pelatihan. Upaya ini juga mendukung Koalisi Makanan Sekolah, dimana UNESCO merupakan anggotanya, dalam mengkoordinasikan inisiatif global untuk memastikan setiap anak mendapatkan makanan bergizi di sekolah. (afd/*)