PALU, beritapalu | Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu mengimbau warga agar tidak cemas apalagi panik dengan beredarnya informasi tentang kualitas udara Kota Palu yang “tidak sehat” setelah tercemar debu vulkanik sebagai imbas erupsi Gunung Ruang di Sulut.
“Tak usah cemas apalagi panik, karena indikator-indikator kualitas udara di Kota Palu berdasarkan Air Quality Monitoring System atau AQMS atau alat pemantau cuaca sensorik yang ada pada kami, udara Kota Palu masih berkatagori baik dan aman,” kata Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Mundzir yang dihubungi di Palu, Kamis (2/5/2024).
Ibnu menyesalkan beredarnya banyak informasi tentang kualitas udara di Kota Palu yang “tidak sehat” lagi akibat meletusnya Gunung Ruang tersebut, dan membuat cemas sebagian warga dan seolah-olah katanya hidup di Kota Palu tidak kondusif lagi.
Ia menyebut, Kota Palu berdasarkan sebuah penelitian baru-baru ini, adalah kota dengan “tingkat kecemasan” tertinggi di Indonesia. Bisa jadi salah satunya karena efek traumatik bencana 2018 silam.
“Tidak semua orang memiliki imun yang baik terhadap sebuah informasi. Nah kalau ada informasi-informasi seperti ini apalagi disampaikan melalui flyer di media-media sosial, ini akan membuat warga jadi cemas, dan bahkan mungkin panik,” sebutnya.
Ia menyayangkan hal itu dan menurut Ibnu, indikasi kecemasan akibat informasi seperti itu sudah terlihat. Ia mengaku menerima sejumlah laporan dari warga yang sudah tidak berani keluar rumah, bahkan katanya, sejumlah orang tua telah melarang anaknya ke sekolah untuk menghindari efek cuaca “tidak sehat” itu.
“Palu bisa lumpuh kalau begini,” kuatirnya.
Ibnu menjelaskan, AQMS atau alat pemantau kualitas udara otomatis adalah sistem untuk mengetahui tingkat pencemaran udara yang bekerja secara otomatis, kontinyu dan real time 24 jam dan menjadi pijakan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan pengendalian kualitas udara. Alat itu akan memberikan parameter kualitas udara yang dipantau meliputi PM10, PM2.5, SO2, NO2, O3, HC, dan CO.
“AQMS itu ada dua unit, satu di DLH Provinsi dan satu lagi di DLH Kota Palu. Baik di Provinsi maupun di Kota Palu, parameter kualitas udara menurut AQMS itu baik dan aman. Jadi, kalau Gunung Ruang erupsi lalu debunya menyebar, iya, tapi kalau kualitas udara, kita di Palu baik dan aman,” tandasnya.
Tak itu saja, ISPU dan IQAIR di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga disebutnya memberikan indiaktor yang sama.
“Kalau ada pergerakan perubahan kualitas udara dari baik menjadi kurang baik, semoga saja tidak, beradasarkan pemantauan, dan deteksi alat maka pasti masyarakat akan diberi tahu beserta langkah mitigasi yang harus dilakukan” imbuh Ibnu Mundzir.
Meski demikian, Ibnu tetap menganjurkan warga untuk mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah ntuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (afd)