JAKARTA, beritapalu | Nasib nahas menimpa rombongan santri Ponpes Gontor yang dalam perjalanan dari Palu menuju Parigi Moutong. Bus yang mereka kendarai mengalami rem blong di Jalur Kebun Kopi KM 4 sehingga kendaraan yang ditumpanginya menuju Ponpes Gontor di Poso ini masuk ke jurang sedalam 30 meter pada Rabu (3/5/2023) sekitar pukul 22.55 WITa dan menewaskan tiga orang dan lainnya luka-luka.
Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Yusuf Lakaseng mengatakan, rombongan tersebut merupakan santri dari Gontor Ponorogo, Jawa Timur yang akan mengabdi di Gontor Poso yang berlokasi di Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
“Saya turut berdukacita, saya doakan semoga yang wafat mati syahid karena mereka guru-guru yang berniat memang untuk mengajar di Pondok Pesantren Gontor di Poso,” kata Yusuf di Kantor DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro Nomor 29, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).
Yusuf yang merupakan warga asli sekitar tempat kejadian peristiwa menyebutkan, daerah tersebut merupakan jalur rawan kecelakaan karena kondisi jalannya yang naik turun di perbukitan.
Hal itu diperparah dengan kondisi geografis di mana kontur tanah jalur tersebut tidak padat. Sehingga, setiap tahunnya selalu ada perbaikan.
“Tanahnya memang labil, tidak pernah selesai seperti jadi proyek abadi, selalu ada saja yang dikerjakan, yang rusak, longsor, segala macam,” ujarnya.
“Menurut saya memang Pemerintah perlu sudah mengambil solusi karena banyak kecelakaan terjadi terus berulang dan jurangnya begitu dalam,” sambungnya.
Ia menjelaskan, ada satu jalur alternatif Palu-Parigi Moutong, yakni melalui Poboya. Menurutnya, jalanan tersebut cenderung lebih aman karena jalanan tidak naik turun dan mayoritas lurus.
“Dulu sempat ada kabar itu (Jalur Poboya) akan menjadi jalan tol, nah menurut saya itu akan menjadi alternatif. Jalan Kebun Kopi ditutup saja karena sudah memakan banyak korban,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Perindo Kota Palu, Andri Gultom menyoroti kecelakaan tersebut terkait kondisi bus yang tidak layak jalan. Seperti diketahui, Polisi menyatakan kecelakaan tersebut disebabkan bus mengalami rem blong.
Untuk itu, ia meminta kepada Pemerintah Daerah setempat untuk memperketat pengawasan kendaraan pengangkut penumpang, khususnya PO bus.
“Pemerintah harus mencabut izin operasional jika ada PO yang masih mengoperasikan kendaraan yang tidak layak, karena kejadian seperti ini berulang kali terjadi dan mengancam keselamatan jiwa masyarakat, ” kata Gultom.
Banyaknya kecelakaan yang terjadi menurutnya bukan sepenuhnya kesalahan dari supir melainkan pengawasan moda transportasi itu juga dinilai terlalu kendor.
Ia berharap agar program penilaian risiko perjalanan (risk journey assessment) perlu terus digalakkan ke pengusaha angkutan agar resiko kecelakaan dapat terhindarkan.
“Kita berharap agar Pemerintah memeriksa KIR mobil PO yang lewat di jalur kopi, yang tidak layak segera ditindak atau tidak diperbolehkan lewat, karena ini sangat rawan dan pemeriksaan KIR untuk PO harus tegas dan disiplin,” pungkasnya. (afd/*)