JAKARTA, beritapalu | Indeks literasi digital Provinsi Sulawesi Tengah selama kurun waktu 2022 sebesar 3,44 atau turun 0,07 poin dibanding 3,51 selama 2021. Indeks 2022 itu juga berada di bawah rerata nasional sebesar 3,54.
Penurunan indeks itu disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang secara bersama Katadata Insight Center melakukan survei di 34 provinsi di Indonesia yang hasilnya diumumkan dalam acara peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital itu menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (Digital Skill), Etika Digital (Digital Ethics), Keamanan Digital (Digital Safety), dan Budaya Digital (Digital Culture).
Di 2021, indeks pilar Kecakapan Digital di Sulteng sebesar 3,45, Etika Digital 3,41, Keamanan Digital 3,12, dan Budaya Digital 4,09. Namun di 2022 menjadi Kecakapan Digital di Sulteng sebesar 3,32, Etika Digital 2,93, Keamanan Digital 3,7, dan Budaya Digital 3,82.
Meski terjadi penurunan dalam indeks, namun berdasarkan survei tersebut, terdapat kenaikan dalam hal biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk aktivitas digital tersebut.
Secara nasional, Status Literasi Digital Indonesia 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,54 dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu 3,49. Skor tersebut menunjukkan bahwa Literasi Digital masyarakat Indonesia berada pada kategori “sedang”.
Pilar Budaya Digital (3,84) memiliki skor tertinggi, diikuti Etika Digital (3,68), Kecakapan Digital (3,52) dan Keamanan Digital (3,12).
Survei Status Literasi Digital Indonesia yang dilaksanakan secara berkelanjutan sejak 2020 hingga saat ini, merupakan aspek penting yang mendukung pengambilan kebijakan agar Program Nasional Literasi Digital lebih terarah dan efektif.
Survei ini dilakukan guna mengetahui target masyarakat yang membutuhkan literasi digital, materi yang tepat untuk diberikan, serta strategi yang efektif untuk melakukan literasi digital.
“Hasil survei ini menjadi pijakan bagi kami dalam melakukan pemetaan target sasaran serta pemetaan kebutuhan literasi digital masyarakat, agar Program Nasional Literasi Digital dapat dieksekusi secara efektif dan tepat sasaran,” sebut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan pada acar tersebut.
Pengukuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 terbagi ke dalam beberapa kategori, salah satunya Pengukuran Status Literasi Digital berdasarkan wilayah. Hasil survei menunjukkan bahwa secara umum, indeks literasi antarwilayah di Indonesia cenderung seimbang.
Indeks Literasi Digital Indonesia bagian Barat sedikit lebih unggul dibandingkan dengan wilayah lainnya dengan skor 3,56 sedangkan Indonesia Tengah merupakan wilayah dengan skor paling rendah, yaitu 3,48.
Dalam kategori provinsi, Indeks Literasi Digital tertinggi pada tahun 2022 kembali diraih oleh Provinsi D.I.Yogyakarta dengan skor 3,64, yang sebelumnya juga menjadi provinsi dengan indeks tertinggi pada tahun 2021.
Dalam rangka menjangkau seluruh lapisan masyarakat, kegiatan Literasi Digital Nasional 2022 menargetkan masyarakat di tiga segmentasi, yaitu Segmen Pendidikan, Segmen Masyarakat Umum, dan Segmen Pemerintahan/TNI/POLRI. Segmentasi masyarakat tersebut juga menjadi salah satu kategori Pengukuran Status Literasi Digital Indonesia 2022.
Dari ketiga segmen tersebut, Segmen Pemerintahan/TNI/POLRI mencapai indeks Literasi Digital tertinggi dengan skor 3,74 diikuti oleh Segmen Pendidikan dengan skor 3,70 dan Segmen Masyarakat Umum dengan skor 3,50.
Survei Indeks Literasi Digital dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika setiap tahun di 34 provinsi dan mencakup 514 kabupaten/kota. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 10 ribu responden yang dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error (MoE) survei yang dilakukan pada Agustus-September 2022 adalah ±0,98% pada interval kepercayaan 95%. (afd/*)