PULUHAN anak muda, putra dan putri yang tergabung dalam Komunitas Mangrover’s Palu menjejali Pantai Dupa, Teluk Palu, Kelurahan Layana Indah, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (13/5/2022) sore.
Tak sekadar menyusuri pantai yang lebih dari tiga tahun lalu porak-poranda akibat terjangan gelombang tsunami itu, tetapi juga memunguti sampah, terutama plastik yang berserakan di kawasan itu dan juga memindahkan potongan-potongan kayu yang terbawa arus.
Sampah-sampah itu tidak saja “menyilaukan” mata, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup tanaman mangrove yang sudah tumbuh subur sejak ditanam hampir tiga tahun lalu di kawasan konservasi tersebut.
Beberapa di antara aktivis lingkungan bahkan menyulam tanaman mangrove yang mati dengan tanaman baru. Beberapa lagi lainnya membetulkan kayu penopang mangrove agar tidak hanyut dibawa arus.
Taka da komando khusus yang diberikan kepada anak-anak muda inspiratif itu. Seolah mereka sudah tahu apa yang harus diperbuatnya ketika berada di lingkungan itu. Sebagian mengumpulkan sampah-sampah, sebagian lagi mengangkatnya dengan wadah yang sudah disiapkan sebelumnya.
Gelak tawa riang sesekali terdengar di antara hiruk pikuk pembersihan pantai yang mereka lakukan. Sesekali pula terdengar teriakan kelakar sesama mereka. Semua penuh suka cita melakonkan pekerjaan yang tak berupah itu.
Anak-anak muda itu puas dengan apa yang mereka kerjakan sejak tiga tahun terakhir meski dengan imbalan “terima kasih”. Menurutnya, konservasi mangrove tidak berhenti sampai pada ditanam saja. Konservasi mangrove harus berkelanjutan, tak terkecuali perawatan.
“Kalau bukan kita yang peduli untuk merawatnya, maka habislah mangrove ini,” ujar Najib, salah seorang anggota Komunitas Mangrove Teluk Palu di sela-sela kegiatan itu.
Banyak contoh katanya konservasi yang dilakukan berakhir dengan kegagalan karena tidak disertai dengan perawatan.
Ia bersyukur karena warga setempat telah menyadari arti kehadiran tanaman mangrove itu di Kawasan tersebut. Bahkan kata Najib, warga setempat telah menunjukkan partisipasi aktifnya untuk ikut menjaga tumbuh kembangnya tanaman mangrove tersebut.
“Belajar dari bencana tsunami September 2018 lalu, maka cita-cita kita dari awalnya adalah melindungi kawasan pantai ini dari abrasi dan hempasan gelombang tsunami dengan menanam mangrove. Nah sekarang ini mangrove ini sudah tumbuh, tinggal merawatnya agar keinginan itu bisa-bisa benar terwujud,” kata Najib lagi.
Naskah dan Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki