JAKARTA, beritapalu | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan, kenaikan suhu di seluruh pulau utama di Indonesia dapat mencapai empat derajat celcius pada tahun 2100.
Kepala BMKG Dwikorta Karnawati mengatakan, kenaikan suhu ini empat kali lebih tinggi dibandingkan zaman pra industri. Akibatnya, cuaca ekstrem dan anomali iklim yang semakin sering terjadi, intensitasnya semakin kuat dengan durasi Panjang, lalu bencana hidrometeorologi makin meningkat.
“Ini akan terjadi jika pemerintah tidak segera melakukan langkah mitigasi secara komprehensif dan terukur, guna menekan laju perubahan iklim,” kata Dwikorta seperti dilansir validnews.id.
Menurut Dwikorta, mitigasi harus dilakukan segera, tidak bisa ditunda-tunda karena situasi kekinian sangat mengkhawatirkan. Ia mencontohkan Siklon Seroja yang terjadi di NTT tahun lalu. Semestinya siklon tersebut tidak terjadi di wilayah tersebut, tapi akibat perubahan iklim siklon tersebut muncul.
Akibat kenaikan suhu ini pula, puncak Jaya Wijaya di Papua yang pada 2020 memiliki ketebalan es sebesar 31,49 meter, pada 2025 mendatang diperkirakan akan hilang sepenuhnya.
“Jadi jangan heran jika saat musim kemarau juga terjadi hujan dan banjir, atau musim kemarau akan terasa lebih panas dan kering. Pun saat musim hujan, jauh lebih lebat sehingga memicu bencana hidrometeorologi,” tambah Dwikorita.
Data 2021, bencana mencapai 5.402 kasus yang notabene merupakan sebagai dampak perubahan iklim global.
Disebutkan, Pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus bekerja sama dan gotong royong dalam melakukan aksi mitigasi. Sejumlah langkah harus dilakukan, seperti penghematan listrik, air, pengelolaan sampah, pengurangan energi fosil, dan mengurangi penggunaan plastik.
Di saat yang sama, upaya melestarikan lingkungan seperti menanam pohon, restorasi mangrove, dan lain sebagainya tetap harus ditingkatkan.
Sementara itu, Komisi IV DPR RI meminta agar Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan langkah mitigasi. Perubahan iklim harus diantisipasi secara berkelanjutan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, sekaligus menjaga agar tidak terjadi gejolak harga pangan.
“Komisi IV sekali lagi mengingatkan agar dalam menyusun program rencana dan anggaran harus fokus pada pemenuhan kebutuhan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, dengan memperhatikan daya dukung ekosistem serta mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan,” kata Ketua Komisi IV DPR RI Sudin dalam rapat dengar pendapat dengan Kementan di Jakarta.