PALU, beritapalu | Meski kedudukannya terbilang cukup “wah” sebagai staf khusus (Stafsus) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, tapi itu tidak mereduksi nilai kemanusiaan yang dimiliki sosok satu ini.
Namanya Erick Tamalagi. Sebelum dipercaya sebagai staf khusus Mentan Syahrul Yasin Limpo, Erick – begitu sapaan akrabnya sudah malang melintang dalam banyak dunia, mulai dari broadcasting, panggung politik, olahraga, hingga seni budaya.
Anak sulung almarhum mantan Bupati Morowali Datlin Tamalagi ini dengan enteng dan di bawah sengatan sinar matahari, menenteng kantongan kresek berisi makanan untuk warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) karena COVID-19.
Dari satu tempat ke tempat lainnya, Erick membawa bungkusan makanan itu, mengetuk pintu, atau sekadar berteriak dari luar pagar sebagai pemberitahuan kepada pemilik rumah yang sedang melakukan isoman bahwa dirinya sudah datang.
Seorang warga yang sedang isoman melongok dari jendela. Kepada Erick dia melemparkan senyum, meski senyumannya tidak terlihat karena tertutup masker. Tapi Erick percaya saja jika warga itu sedang tersenyum.
“Dia juga pasti percaya kalau saya juga senyum, meskipun dia juga tidak lihat senyum saya karena juga pakai masker,” seloroh Erick.
Ada kepuasan tersendiri bagi Erick usai mengantar makan siang bagi warga yang melakukan isoman itu. Paling tidak buat Erick, kepercayaan diri pada pasien isoman bangkit karena merasa masih ada yang peduli dan itu sangat positif bagi imun.
Mengantar makanan buat warga yang isoman seperti yang selama ini terlaksana di Posko relawan COVID-19 Roa Jaga Roa dilakukan oleh sejumlah relawan termasuk para kurir dan mahasiswa. Menurut sekretariat Roa Jaga Roa, layanan pemenuhan kebutuhan pasien isoman itu mencapai klimaksnya pada lebih dari 900 warga di Palu pada akhir Agustus lalu.
Bagi Erick, turun langsung mengantar makanan buat pasien isoman bukanlah hal yang harus dicibiri. Justeru sebaliknya, Erick meyakini tindakan itu akan semangkin mengokohkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kita tidak bisa menutup mata akan kesulitan yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang terpapar COVID-19, bagaimana mereka memenuhi kebutuhannya dan sebagainya dan sementara itu mereka mengahadapinya sendiri dengan isolasi di rumah. Lalu siapa yang peduli dengan mereka kalau bukan kita semua,” ujar Erick sembari menyeka peluh yang menetes di jidatnya.
Ia melepas segenap atribusi yang melekat padanya, membaur dengan relawan lain, berpanas-panasan, mengetuk pintu pasien, menyerahkan bungkusan makanan dan minuman, melambaikan tangan, dan mengampaikan doa dan harapan agar cepat sembuh kepada pasien isoman.
“Kini waktunya baku bantu, bukan baku bantah,” ujar Erick menirukan slogan relawan Posko COVID-19.
Hari ini (9/9/2021), Roa Jaga Roa mengakhiri layanan paket makanan bagi warga yang isoman sejak pertama kali pada 45 hari lalu. Pengakhiran layanan itu tidak berarti Roa Jaga Roa bubar.
Roa Jaga Roa akan membantu pelayanan ambulans, vitamin dan oksigen dan menghubungkan pasien dengan fasilitas kesehatan.
Selama menjalankan misi kemanusiaan, Roa Jaga Roa menghimpun donasi dari berbagai kalangan sebagai donatur. Selain donasi uang, Roa Jaga Roa juga menerima bantuan dalam bentuk barang.
“Terima kasih kepada seluruh dinatur yang telah mendukung kerja-kerja Roa Jaga Roa untuk membantu warga yang sedang terpapar corona,” kata relawan Joshua Marunduh. (afd)