JEPANG, beritapalu | Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menjadi salah satu pembicara pada sesi puncak Understanding Risk Global Forum 2024 atau Forum Pengurangan Risiko Bencana yang digelar The World Bank di Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang.
Wali Kota Hadianto bersama Wali Kota Himeji (Jepang) dan Wali Kota Matosinhos (Portugal) berbagi pengalaman tentang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi tahun 2018 silam.
Wali Kota dengan gambling memaparkan bagaimana Pemkot Palu menghadapi situasi saat itu dan berusaha bangkit membangun kembali kota kita bersama berbagai stakeholder yang turut membantu.
“Salah satu terpenting dalam upaya penanggulangan bencana adalah apapun itu, tidak bisa dilakukan sendiri, tapi harus bersama-sama dan berkolaborasi untuk ketahanan bersama,” kata Wali Kota Hadianto dilansir dari instagramnya, Kamis (20/6/2024).
Tak hanya di sesi itu Wali Kota Hadianto berbicara, Ia juga menjadi narasumber pada dua sesi lainnya, yaitu tentang Pengarusutamaan Gender dalam Penanggulangan Bencana bersama UN Women, JICA, dan Caribbean Disaster Emergency Management Agency dan tentang Pembangunan Perumahan Tahan Bencana bersama Habitat for Humanity International, Global Infrastructure Facility (World Bank Group), dan INFONAVIT (Meksiko).
“Suatu pengalaman yang sangat berharga bagi Kota Palu karena forum ini merupakan salah satu forum internasional terbesar yang dilaksanakan dalam konteks pengurangan risiko bencana. Semoga dengan hadirnya Kota Palu di konferensi internasional ini, dapat membuka pintu kolaborasi dengan berbagai stakeholder internasional untuk meningkatkan ketahanan Kota Palu dan mengurangi risiko bencana Kota Palu,” harap Wali Kota Hadianto.
Forum Understanding Risk 2024 mempertemukan para ahli dan praktisi Manajemen Risiko Bencana dari seluruh dunia untuk berdiskusi mengenai penanganan risiko bencana alam guna memungkinkan tindakan yang lebih efektif.
Praktik terbaik akan dibagikan dan pengetahuan baru, inovasi, dan kolaborasi akan dipupuk.
Acara ini akan menampilkan tradisi, sejarah, dan budaya terbaik Jepang, yang dipadukan dengan inovasi, teknologi, dan kreativitas.
Understanding Risk (UR) adalah komunitas global yang beranggotakan sekitar 20 ribu orang, aktif dalam penciptaan, komunikasi, dan penggunaan informasi risiko bencana untuk ketahanan.
Anggota dari sektor publik, LSM, sektor swasta, akademisi, dan lainnya berbagi pengetahuan dan pengalaman, berkolaborasi, dan mendiskusikan inovasi dalam menilai dan mengurangi risiko. (afd/*)