“JANGAN dorong dong,” teriak seorang ibu dari barisan depan yang terdesak ke meja petugas yang melayani pembelian elpiji subsidi 3 kg di kawasan Pasar Modern Bambaru atau dulunya disebut Pasar Tua, Selasa (19/3/2024).
Kali ini Operasi Pasar gas bersubsidi yang diperuntukkan bagi “warga miskin” dilakukan di tempat itu. Pemkot Palu memang mengilir pelaksanaan operasi pasar tu agar warga lebih mudah mendapatkan bahan bakar dengan harga yang sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp18 ribu per tabung.
Kendati berpanas-panasan, namun antusiasme warga itu beralasan karena untuk mendapatkan bahan bakar itu dengan harga sesuai ketentuan cukup sulit. Di kios-kios yang entah dari mana dapatnya, harganya bisa tembus hingga Rp30 ribu per tabung.
“Soalnya kalau di kios kadang tidak ada, atau kalau pun ada harganya sudah tinggi sekali. Jadi, ya saya harus datang ke sini (tempat operasi pasar) biar harganya lebih murah, meski harus antre dan berpanas-panasan,” kata Ramlah, seorang warga yang mengaku tinggal di Boyaoge.
Sementara itu, petugas tak henti-hentinya mengingatkan warga, terutama yang baru datang untuk masuk ke antrean.
“Ayo bu, silakan masuk di antrean, kasihan yang sudah antre lebih dulu,” ujar petugas kepada seorang warga yang baru tiba dan bermaksud menukarkan tabungnya dengan yang baru.
Seorang ibu tampak mendudukkan anaknya yang masih balita di dekat meja petugas yang terlindung dari sinar matahari. Ia menyabarkan anaknya untuk menunggu hingga ia selesai mengikuti antre dan menyambutnya kembali.
Di meja depan, petugas terus menuliskan daftar nama dan nomor KTP warga yang antre elpiji itu sebelum menyetujui memberi gas baru.
“Satu tabung Rp18 ribu,” katanya kepada warga sembari meminta KTP ibu tadi.
Para pengantre yang mayoritas ibu-ibu itu riang setelah mendapatkan tabungnya dan beranjak dari antrean.
Operasi pasar itu masih akan digelar oleh Pemkot Palu di beberapa tempat secara bergiliran. (bmz)
View this post on Instagram