MOROWALI UTARA, beritapalu | Kelompok perempuan dan pemuda di tiga desa lingkar perkebunan sawit di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah melakukan inovasi produk usaha kecilnya.
Kelompok perempuan dan pemuda dampingan Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) bersama Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (Asppuk) itu berada di Desa Tompira, Molino dan Molores.
Direktur KPPA, Adriani M Hatta dari KPPA mengatakan, inovasi itu dengan menciptakan tidak hanya satu olahan produk dari bahan baku yang sama, tetapi juga produk lainnya. Ia mencontohkan kerang sungai (meti) tidak hanya jadi jualan mentah, namun juga diolah menjadi keripik, nuget, dan meti crispy.
“Dengan inovasi olahan tersebut kelompok perempuan di Desa Tompira dapat meningkatkan nilai jual dari produk olahan meti ketimbang hanya dijual sebagai bahan mentah yang banyak tersedia,” ujar Adriani di desa Tompira, Senin (28/11/2022).
Sementara itu, kelompok usaha perempuan di Desa Molino mengembangkan olahan berbahan baku sagu menjadi kripik, biskuit beragam rasa mulai dari cokelat, kacang dan rasa sagu kelapa. Sedangkan di Desa Molores mengembangkan pupuk organik dari tandan kosong sawit (tankos) yang akan digunakan di kebun sebagai pupuk.
“Upaya untuk mendukung kelompok ini maka kami menyiapkan beberapa tenaga ahli semisal untuk pembuatan pupuk kami mendatangkan tenaga ahli yang selama ini berkecimpung dalam mendukung pembuatan pupuk organic, demikian juga sagu dan meti didatangkan pelatih yang telah berhasil membuat dan memasarkan,” tambah Adriani.
Selain dilatih pembuatan olahan pangan, kelompk usah kecil perempuan itu juga dilatih menghitung harga pokok produksi (HPP) sehingga memiliki pengetahuan menilai dan menentukan harga produk yang akan ditawarkan ke pasar dan bisa memperoleh keuntungan dari hasil produksi mereka.
Yuniar dari kelompok perempuan usaha bersama Desa Tompira mengatakan kehadiran KPPA dan Asppuk memberikan manfaat bagi mereka karena awalnya mereka perempuan di desa tidak berkelompok namun sekarang telah memiliki kelompok dalam bentuk kelompok usaha dan memberikan penguatan-penguatan utamanya dalam mendorong peningkatan kesejahteraan melalui inovasi produk.
“Kami bersyukur bisa mendapatkan pendampingan dan bisa membangun kelompok usaha dan bahkan dilatih untuk membuat inovasi produk berupa olahan kerang sungai atau kami menyebutkan meti menjadi beberapa olahan yang dapat meningkatkan nilai jual dari olahan meti tersebut termasuk dilatih untuk menghitung berapa layaknya produk itu dihargai dan dipasarkan,” sebut Yuniar. (bal/*)