PALU, beritapalu | Warga tiba-tiba berhamburan keluar rumah dan gedung. Sebagiannya panik dan berlarian, namun sebagiannya masih bisa menguasai diri. Gempa bumi baru saja terjadi dan dirasakan cukup kuat oleh hampir semua warga di Kota Palu.
Kejadian tak terkira itu direkam oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palu dan segera menginformasikannya melalui berbagai platform media bahwa telah terjadi gempa bermagnitudo 6,8 yang berpusat di sebuah episentrum dekat Pantai Taman Ria Palu dengan kedalaman 10 kilometer selama 40 detik. Gempa itu berpotensi tsunami.
Begitu informasi itu diterima, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu segera meneruskannya kepada semua pihak dan perangkat daerah, termasuk ke Wali Kota Palu. Wali Kota Palu pun taktis memerintahkan agar alarm yang berada di Taman GOR dibunyikan agar warga yang berada di sekitar pantai segera menjauh.
Dalam hitungan menit, sirene itu pun berbunyi. Warga yang mendengarnya langsung menuju jalur-jalur evakuasi yang telah ditunjukkan oleh sejumlah papan-papan penunjuk di banyak titik di Kota Palu.
Tak selesai sampai di situ, BPBD bersama sejumlah perangkat dan instansi pertolongan dan penyelamatan serta aparat TNI dan Polri segera berkoordinasi, menentukan langkah taktis yang segera harus ditempuh agar gempa yang disertai tsunami itu tidak menimbulkan banyak korban.
Komunitas radio penduduk melaporkan, di salah satu titik di Taman Ria terdapat berapa korban yang terperangkap reruntuhan bangunan. Beberapa karyawan sebuah kawasan perbelanjaan juga terkurung di lantai atas karena kerusakan instalasi listrik yang menimbulkan kebakaran.
Regu pemadam kebakaran tiba di lokasi dan dengan sigap menaiki tangga yang sudah dibawanya. Kobaran api yang mengurung karyawan itu segera dipadamkan. Tapi belum selesai, akses menuju lantai bawah sudah tertutup reruntuhan bangunan.
Tim Rescue Basarnas mengambil alih evakuasi korban. Dengan peralatan dan perlengkapan serta kemampuan teknis yang dimilikinya, korban yang berada di bangunan tinggi itu berhasil dievakuasi ke bawah.
Mobil ambulans sudah siap menunggu di bawah, dan di saat yang sama, personel dan tenda darurat yang dibangun oleh Palang Merah Indonesia (PMI) sudah menunggui korban untuk diberikan pertolongan pertama.
Aparat TNI dan Polri terlihat berjaga di kawasan-kawasan tertentu di lokasi itu, dan sementara itu layanan Dapur Umum bergerak milik Kementerian Sosial telah membuka layanan konsumsi warga terdampak bencana itu.
Skenario “genting” akibat bencana gempa yang disusul tsunami itu disimulasikan di halaman belakang Palu Grand Mall (PGM) pada Sabtu (29/10/2022) pagi. Simulasi yang digelar BPBD Kota Palu bekerjasama dengan Yayasan Relief Islami Indonesia dan melibatkan sejumlah instansi dan komunitas warga itu dalam rangka Bulan Pengurangan Risiko Bencana (BPRB).
Sebelum simulasi itu, sejak Senin (24/10/2022) juga sudah digelar pameran kebencanaan yang melibatkan seluruh stakeholder kebencanaan, termasuk diisi dengan sejumlah diskusi pengurangan risiko bencana di PGM.
Meski simulassi itu sudah berada di bagian akhir, namun Wali Kota Palu Hadianto Rasyid masih menyempatkan diri menyaksikan langsung jalannya simulasi tersebut.
Wali Kota mengatakan, kegiatan simulasi bencana seperti ini harus lebih sering dilakukan untuk meningkatkan pemahaman aparat pemerintah maupun warga soal langkah mitigasi.
Tak itu saja, Hadianto juga meminta BPBD membenahi jalur-jalur evakuasi dan titik kumpul bencana serta mitigasi serta penanganan bencana kepada masyarakat. Juga peringatan dini bencana, termasuk fungsi alarm peringatan bencana yang harus rutin dicek dan diuji coba agar masyarakat tahu.
Pemkot Palu katanya di tahun ini membangun gudang logistik penanganan dampak bencana di Palu Utara dan tahun depan gudang yang sama juga akan dibangun di Kelurahan Duyu untuk kebutuhan logistik di wilayah Barat. (afd)