AMERIKA SERIKAT, beritapalu | Pelajar dari Indonesia dan 25 negara Kawasan Samudra Hindia akan mendapatkan kesempatan langka untuk berbicara dengan Astronot Nasa, Sunita Williams yang tengah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Kegiatan ini memberikan kesempatan langka bagi para pemuda ini untuk mempelajari kehidupan di orbit dan penelitian kritis yang dilakukan di luar angkasa.
Dalam siaran langsung ini, para pelajar akan berinteraksi langsung dengan Astronot Williams. Mereka akan mendapat kesempatan untuk belajar tentang penelitian dan pemantauan bencana alam, yang dipandang dari perspektif unik seorang astronot di stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Hampir 90 pertanyaan diajukan oleh sekolah di kawasan Samudera Hindia, dengan 16 pertanyaan terpilih untuk acara siaran langsung. Pertanyaan-pertanyaan untuk astronot Williams akan mencakup topik seperti ketahanan laut dan pesisir, kehidupan di laut dan pesisir, tsunami, perubahan iklim, serta peningkatan kesiapsiagaan di wilayah masing-masing.
Pada percakapan langsung ini, siswa dari Bangladesh, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Maladewa, Mauritius, Myanmar, Pakistan, Afrika Selatan, Timor-Leste, dan Uni Emirat Arab akan dapat bertanya kepada Astronot Williams mulai dari ‘Bagaimana rasanya menjadi seorang astronot?’ hingga ‘Bagaimana seorang astronot memantau lautan dari luar angkasa?’
Kegiatan edukasi ini dipromosikan oleh Tsunami United, sebuah proyek yang diinisiasi dan dikoordinasi oleh UNESCO-IOC, yang melibatkan pelajar di Kawasan Samudera Hindia, sebagai bagian dari peringatan ke-20 tsunami tahun 2004.
Keterlibatan UNESCO dalam proyek ini menunjukkan komitmen pada inovasi pendidikan yang menjembatani ilmu pengetahuan antariksa dan pengurangan risiko bencana. Dengan memfasilitasi dialog ini, UNESCO tidak hanya memperingati peristiwa bersejarah yang penting, tetapi juga memperkuat pentingnya kolaborasi global dalam membangun ketahanan terhadap bencana alam.
Kontak radio akan diatur oleh program Amateur Radio on the International Space Station (ARISS)
Inisiatif ini didukung oleh NASA Earth Science Applied Sciences Disasters program, UNESCO Office Jakarta, Indian Ocean Tsunami Information Centre of UNESCO-IOC (IOTIC UNESCO-IOC), The Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency of the Republic of Indonesia (BMKG), the UNDRR United Nations Office for Disaster Risk Reduction, Asian Development Bank (ADB), EBC Financial Group dan U-INSPIRE Indonesia. (afd/*)