Lebaran Iwwadh: Tradisi Turun-Temurun Warga Keturunan Arab di Palu

View this post on Instagram
PALU, beritapalu | Setiap tahun, pada hari kedua Idulfitri, komunitas warga keturunan Arab di Kota Palu menggelar perayaan khas yang dikenal sebagai Lebaran Iwwadh. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun selama puluhan tahun sebagai ajang mempererat tali silaturahmi di antara sesama mereka. Tahun ini, perayaan Lebaran Iwwadh digelar pada Selasa (1/4/2025), berlangsung meriah dengan kehangatan kekeluargaan yang kental.
Siang itu, perayaan dimulai dengan salat berjamaah di masjid yang menjadi pusat kegiatan komunitas. Setelah salat, ratusan warga berbondong-bondong melakukan ziarah silaturahmi ke rumah-rumah anggota komunitas. Setiap rumah yang dikunjungi menyambut para tamu dengan aneka hidangan khas, mulai dari kurma, teh hangat, hingga makanan tradisional yang menjadi bagian dari budaya mereka. Tak hanya sekadar bertamu, kunjungan ini juga disertai doa bersama bagi pemilik rumah agar senantiasa diberi kesehatan dan keberkahan dalam kehidupan mereka.
Puncak perayaan berlangsung di rumah Nadoly, bangunan bersejarah yang telah berdiri kokoh selama puluhan tahun dan menjadi simbol kebersamaan komunitas Arab di Palu. Di tempat ini, suasana semakin meriah dengan tausiah khusus yang mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai persaudaraan dan keharmonisan. Anak-anak muda turut memeriahkan acara dengan menyalakan petasan, menambah semarak suasana perayaan.
Salah satu momen paling dinantikan dalam Lebaran Iwwadh adalah bagi-bagi uang, tradisi yang semakin menghidupkan kebersamaan. Warga yang mampu dengan sukacita melemparkan lembaran uang dalam berbagai pecahan ke udara, disambut dengan tawa dan sorak-sorai mereka yang berusaha menangkapnya. Momen ini tidak hanya mencerminkan kedermawanan, tetapi juga menjadi simbol berbagi kebahagiaan setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa.
Sementara itu, di halaman belakang rumah Nadoly, para tetua komunitas berkumpul dalam suasana yang lebih santai. Dengan ditemani secangkir kopi atau teh khas, mereka berbincang, bertukar cerita, dan mengenang tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Hiburan musik gambus dan tarian Jepeng turut mengisi acara, memberikan nuansa budaya Arab yang kental di tengah perayaan.
Lebaran Iwwadh tahun ini terasa lebih sejuk dan nyaman. Matahari siang tertutup awan, memberikan keteduhan bagi ratusan warga yang larut dalam suasana suka cita. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan keluarga, tetapi juga wujud nyata dari kekuatan kebersamaan dan solidaritas yang tetap terjaga di tengah perkembangan zaman. (bmz)
Naskah dan foto; Basri Marzuki