PALU, beritapalu | Trash Ranger Sulawesi Tengah kembali menggelar aksi lingkungan melalui Trash Boom Project, sebuah program edukasi dan aksi bersih pantai yang berlangsung di Pantai Dupa, Layana Indah, Minggu (9/2/2025).
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahap pertama, yaitu pemasangan Trash Boom yang berfungsi menahan dan mengumpulkan sampah plastik sebelum mencemari serta merusak ekosistem mangrove.
Acara ini dihadiri berbagai elemen masyarakat di antaranya Mangrove Ranger Sulawesi Tengah, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, dan sejumlah warga Kelurahan Layana Indah.
Dengan mengusung konsep Edukasi Menengah & Clean Up, peserta tidak hanya berpartisipasi dalam aksi bersih pantai, tetapi juga mendapatkan wawasan mengenai pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.
Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah edukasi mengenai pemilahan sampah. Masyarakat diajak untuk mengumpulkan serta membedakan antara sampah yang dapat didaur ulang dan sampah sekali pakai.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilah sampah sejak dini, sehingga memudahkan proses daur ulang dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Terima kasih kepada Trash Ranger yang telah berkolaborasi bersama Mangrovers serta warga Layana Indah, khususnya mereka yang berada di pesisir pantai. Kami sangat mengapresiasi yang telah diberikan dalam menjaga dan merawat ekosistem mangrove di wilayah ini,” kata Ketua Mangrove Ranger Sulteng.
Menengok perjalanan sebelumnya, ia menceritakan bagaimana awal penanaman banyak pohon mangrove yang ditebang hingga sempat viral, hampir dihentikan karena memprotes penebangan tersebut. Namun, kini sebaliknya, warga sudah mulai membantu menjaga agar mangrove yang ditanam bisa tumbuh dan terpelihara dengan baik.
Sejak 2019, mangrove yang ditanam di Kawasan itu telah mencapai sekitar 80.000 pohon. Jumlah ini terbilang cukup besar disbanding lahan yang tersedia. Itu karena satu lubang dapat ditanami hingga hingga lima atau enam kali karena banyak pohon yang mati akibat berbagai faktor, salah satunya sampah.
“Dengan adanya Trash Boom ini, kami berharap proses penanaman bisa lebih efektif—cukup satu kali tanam, karena sampah yang selama ini menjadi penyebab kematian mangrove dapat dicegah. Kami berharap dengan adanya alat ini, mangrove yang ditanam bisa tumbuh secara maksimal sehingga tidak perlu terus-menerus melakukan penyulaman,” sebutnya.
Saat ini, sudah ada 20 Trash Boom yang terpasang, dan ke depan akan ditambahkan lagi hingga mencapai total 40 unit. DLH diharapkan dapat terus berkolaborasi dalam upaya melindungi kawasan mangrove ini.
“Kegiatan ini patut kita sambut dengan baik karena tidak hanya berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat,” kata perwakilan dari DLH Kota Palu.
Ia menyarankan agar program ini tetap didampingi hingga benar-benar berkembang sebelum dilepaskan sepenuhnya pengelolaanya kepada masyarakat setempat.
Ia juga menyarankan dibuat pos jaga di lokasi terseut guna membina masyarakat sampai siap untuk mengelola secara mandiri. Selain itu, melakukan koordinasi dengan Koordinator Lingkungan Hidup atau Koordinator Adipura di setiap kelurahan, termasuk di Kelurahan Layana Indah.
“Kami sangat mendukung keberlanjutan kegiatan ini, termasuk rencana untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan konservasi. Usulan tersebut akan kami tindak lanjuti dengan mengajukan rekomendasi kepada Wali Kota dan Kepala Dinas terkait,” janjinya.
Program ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan, tidak hanya sebagai upaya menjaga keindahan dan melindungi wilayah ini dari ancaman tsunami, tetapi juga sebagai peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dengan semangat gotong royong, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah, terutama di kawasan pesisir.
Brand Audit
Setelah selesai clean up, kegiatan dilanjutkan dengan Brand Audit sampah untuk menganalisis jenis dan jumlah sampah yang terkumpul.Melalui brand audit kali ini dan ditemukan bahwa lima merek dengan sampah terbanyak adalah: Fifel (CV Veteran Jaya); Agro (CV Alam Megah Jaya); teh gelas PT CS2 Pola Sehat); mountea (PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk); dan Deal (CV Alam Megah Jaya).
“Langkah ini bertujuan untuk memberikan data yang lebih akurat mengenai sumber sampah serta meningkatkan efektivitas program pengelolaan lingkungan ke depannya. Data ini akan menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan strategi pengelolaan sampah yang lebih baik,” jelasnya.
Melalui kolaborasi ini, Trash Ranger Sulteng berharap semakin banyak komunitas dan individu yang tergerak untuk berkontribusi dalam upaya menjaga kebersihan alam. Kesadaran yang dibangun melalui Trash Boom Project diharapkan dapat terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pesisir. (afd/*)