PALU, beritapalu | Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah (KPwBI Sulteng) menginisiasi pembentukan dan pengukuhan Sulawesi Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Sulawesi Tengah.
Kegiatan yang dilaksanakan di gedung Kasiromu, KPwBI Sulteng, Kamis (5/9/2024) ini dihadiri Ketua DPP Hebitren Pusat Dr. K.H. Hasib Wahab Hasbullah dan Ketua DPP Hebitren koordinator wilayah Sulampua K.H. Saparuddin Latief dari Pesantren DDI Mangkoso Baru, Sulawesi Selatan, serta turut disaksikan Kepala KPwBI Sulteng, Rony Hartawan dan Sekretaris Provinsi Sulawesi Tengah, Novalina. Turut hadir juga perwakkilan Kanwil Kemenag Sulawesi Tengah, Majelis Ulama Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Syariah perwakilan Sulawesi Tengah, Universitas, Perbankan syariah, Pimpinan Pesantren pengurus Hebitren Sulawesi Tengah dan stakeholder daerah.
Inisiasi pembentukan Hebitren Sulawesi Tengah, menjadi upaya KPwBI Sulteng mendorong pengembangan dan akselerasi Ekonomi dan Keuangan Syariah di Daerah, melalui kemandirian ekonomi pesantren.
Dalam sambutan Kepala KPwBI Sulteng, Rony Hartawan menyebutkan, Indonesia sebagai negara dengan potensi pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah terbesar di Dunia (ranking 3 Dunia, setelah Malaysia dan Saudi Arabia) memberi posisi strategis bagi Pesantren.
“Sebagaimana kita ketahui, pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan akhlak, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi umat. Melalui kemandirian ekonomi,pesantren bisa lebih mandiri dalam menjalankan fungsinya, tidak bergantung pada bantuan eksternal, serta menjadi motor penggerak ekonomi di lingkungannya”, ujarnya.
ia mengatakan, diperlukan strategi dalam penguatan Eksyar di daerah mulai dari penguatan ekosistem produk halal melalui sertifikasi produk, penguatan literasi, inklusi dan halal lifestyle, serta pengautan keuangan syariah mengingat hingga April 2024, penyaluran kredit syariah hanya sebesar 2,7 Triliun atau share sebesar 5,18% dari perbandingan konvensional sebesar 49,41Triliun atau share sebesar 94,82%. Berdasarkan data yang dihimpun dari satudata.kemenag.go.id data jumlah Pesantren di Sulawesi Tengah berjumlah 109 Pesantren dengan 12.553 Santri dan 1.489 Pengajar dari data jumlah Pesantren se-Indonesia berjumlah 30.494 Pesantren dengan 4.373.694 Santri dan 474.865 Pengajar. Data tersebut menggambarkan potensi dan peran Pesantren yang sangat strategis dalam perekonomian namun belum dioptimalkan dengan baik.
Selanjutnya, keberadaan Herbitren ulawesi Tengah disambut baik oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
“Kami siap dan berkomitmen untuk berkolaborasi dan mendukung program kerja Herbitren ulawesi Tengah, kedepannya perlu dilakukan sinergi program kerja bersama pemerintah, lembaga keuangan, maupun dunia usaha, untuk menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang kuat di kalangan pesantren dan masyarakat”, ujar Sekretaris Provinsi, Novalina.
Pelaksanaanlaksanaan pengukuhan Herbitren Sulawesi Tengah dilakukan dengan khidmat dan rasa syukur, dengan ketua terpilih H.S. Ali Hasan Aljufri (Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo) untuk kepengurusan Herbitren Sulawesi Tengah periode 2024-2029, dengan keikutsertaan 15 Pesantren sebagai pengurus dan harapannya terus bertambah untuk semakin memperkuat peran Herbitren di masyarakat. Herbitren Sulawesi Tengah adalah ke-32 se Nasional yang telah dikukuhkan.
Pengukuhan ini juga dirangkaian dengan capacity building Kemandirian Ekonomi Pesantren, dengan Narasumber yakni Pimpinan Pesantren Trubus Iman Paser Balikpapan, Daniar. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas SDM pesantren dalam mengelola usaha berbasis pesantren. Pelatihan yang berlangsung sehari ini diisi dengan materi pengembangan usaha bisnis pesantren dan kiat sukses dalam pengembangan.
Saat ini Pesantren Trubus Iman memiliki berbagai lini bisnis produktif dan berhasil memaksimalkan potensi internal dan eksternal Pesantren dalam hal ini masyarakat, mulai dari pengolahan sektor industry AMDK, olahan keripik, gula aren, budidaya jamur dan produk olahannya, pembuatan pupuk organic, jasa laundry, sektor peternakan domba, pembenihan ikan air tawar, burung wallet, sektor perkebunan kelapa sawit, kurma tropis, kelapa, durian, melon, jeruk, sektor perdagangan restoran, minimarket, dan konveksi. (afd/*)