JAKARTA, beritapalu | PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan mendeklarasikan selesainya transaksi pembelian sekitar 14 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
MIND ID merampungkan pengambilan saham baru sebagai bagian dari Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam Penambahan Modal dengan HMETD I PT Vale pada 28 Juni 2024 lalu. MIND ID juga membeli sebagian saham lama milik VCL, SMM, dan Vale Japan Limited di PT Vale melalui pasar negosiasi di Bursa Efek Indonesia.
Dengan transaksi ini, MIND ID resmi menjadi pemegang saham terbesar di PT Vale, meningkatkan kepemilikan saham dari 20 persen menjadi sekitar 34 persen. Sementara, kepemilikan VCL berkurang dari 44,4 persen menjadi sekitar 33,9 persen, dan kepemilikan SMM turun dari 15 persen menjadi sekitar 11,5 persen.
Divestasi saham ini merupakan bagian dari kewajiban perpanjangan izin operasi selama 10 tahun yang diperoleh PT Vale melalui penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 28 Desember 2035 yang diterima pada 3 Mei 2024 yang menandai adanya kepastian hukum bagi perusahaan untuk terus beroperasi di wilayah konsesinya.
Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, mengapresiasi dukungan dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah dalam proses divestasi ini, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi/BKPM, dan OJK.
Heri menegaskan, MIND ID akan terus berkolaborasi dengan VCL dan pemangku kepentingan PT Vale lainnya untuk mengembangkan perusahaan. “Kami akan mengoptimalkan proses hilirisasi hasil tambang PT Vale agar dapat mendukung industri dalam negeri serta kebutuhan ekspor,” ujar Heri, seperti dikutip dari mind.id, Senin (5/8/2024).
Akuisisi saham PT Vale ini merupakan langkah strategis bagi MIND ID untuk memperkuat posisi Indonesia dalam mengamankan pasokan bahan baku industri hilir berbasis nikel. Nikel menjadi komoditas penting sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik dan infrastruktur penyimpan listrik.
“Aksi korporasi ini menjadi momentum untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai dan kendaraan listrik ke depan,” tutup Heri. (afd/*)