JAKARTA, beritapalu | Peringatan Hari Kependudukan Dunia (HKD) tahun ini adalah momen untuk fokus pada kekuatan data yang inklusif untuk membangun masa depan yang tangguh dan adil bagi semua.
HKD 2024 adalah panggilan untuk memastikan bahwa sistem-sistem data menggambarkan keragaman manusia secara menyeluruh sehingga setiap orang diperhitungkan, bisa menikmati hak-haknya, dan mencapai potensi penuhnya.
“Data itu lebih dari sekadar angka, tapi juga tentang kehidupan. Data membantu kita mengidentifikasi kekurangan dalam layanan dan mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk komunitas rentan,” ungkap UNFPA Indonesia Representative Hassan Mohtashami pada press briefing HKD 2024 hari ini di Jakarta, Kamis (11/7/2024).
“Analisis menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan untuk memperkuat sistem data menghasilkan manfaat ekonomi sebesar $32,” tambahnya.
“Data inklusif yang menyeluruh dan tidak agregat itu penting untuk menjadi dasar dari program pemerintah. Misalnya, perkawinan anak masih tinggi di beberapa daerah, yang berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu. Oleh karena itu kita perlu data terpilah dan lebih rinci untuk memahami penyebabnya,” tegas Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN.
BKKBN juga menekankan pentingnya keamanan data. “Kita terus memperbarui keamanan data. Data harus transparan dan mudah diakses, tapi juga melindungi kerahasiaan individu.”
Data juga penting untuk memastikan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, menurut Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti. “Pada saat kami mengukur capaian SDGS, data haruslah terpilah untuk memastikan kebijakan dapat sesuai dengan targetnya. Sebagai contoh, kemiskinan di setiap daerah berbeda, oleh intervensi yang berbeda juga,” jelasnya.
“Kami dari BPS siap berkolaborasi untuk terus mendukung pentingnya peran data,” tegasnya.
Ini adalah saatnya untuk berkomitmen untuk melakukan lebih banyak lagi untuk mewujudkan hak-hak dan pilihan-pilihan bagi kelompok rentan. Ketika sistem data bekerja untuk yang paling rentan, data bekerja untuk setiap orang. Karena setiap orang penting, dan untuk tidak meninggalkan seorang pun di belakang, kita harus menghitung semua orang.
“Kita sudah mempunyai publikasi penting seperti Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional SPHPN, Proyeksi Penduduk, dan masih banyak lainnya. Dalam penggunaan data, kami meyakini Indonesia suda berada di jalan yang tepat,” tandas Hassan Mohtashami. (afd/*)