POSO, beritapalu | Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sulteng, Diah Agustiningsih atas nama Gubernur Sulawesi Tengah membuka Festival Tampolore yang dipusatkan di Desa Hanggira, Lore Tengah, Poso, Jumat (28/6/2024).
Festival seni budaya yang digelar untuk ketiga kalinya dan diinisiasi Relawan Orang dan Alam (ROA) Sulteng itu diharapakan akan menjadi panggung untuk melestarikan keberagaman budaya dan keindahan alam Poso.
Gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kadis Parekraf Sulteng menyatakan, Pemerintah provinsi Sulteng menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada pemerintah daerah dan masyaraka Kabupaten Poso bersama seluruh pihak yang telah berperan serta dalam penyelenggaraan Festival Tampolore tersebut.
“Festival Tampolore ini saya anggap bukan hanya suatu perayaan, tetapi juga sebuah ungkapan cinta dan kebanggaan terhadap kekayaan alam dan budaya yang dimiliki SUlawesi Tengah, khususnya Lembah Lore,” kata Gubernur.
Ia mengatakan, Festival Tampolore adalah momentum yang tepat untuk menghargai kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Sulteng. Menurutnya, ini adalah saat utnuk meayakan keberagaman etnis, bahasa, dan adat istiadat di Sulteng dan menjadi bukti nyata dari kekuatan dalam perbedaan, persatuan dalam keberagaman untuk diperkenalkan kepada dunia.
“Ini merupakan perayaan yang sangat dinantikan karena memadukan keindahan alam, warisan budaya, seni dan keramahan masyarakat Poso,” kata Gubernur melalui Kadis Parekraf Sulteng.
Ia berharap, dengan festival ini, kesempatan untuk memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif terhadap pelestarian alam yang begitu berharga dapat semakin besar bersama keberagaman budaya dan tradisi yang hidup di sekitarnya.
“Saya berharap festival ini tidak hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga menjadi titik tolak untuk menjaga keajaiban alam dan budaya di daerah kita agar bisa lestari sampai ke generasi mendatang,” harap Gubernur.
Sementara itu, Bupati Poso, Verna Gladies Inkiriwang berjanji akan memperbaiki infrastruktur terutama jalan menuju kawasan megalit (Pokokea) di desa tersebut.
“Ini pertama kalinya saya kesini, dan saya sudah melihat langsung bagaimana infrastruktur ini harus kita tingkatkan,” ujar Bupati Verna.
Paling tidak lanjut Verna, tahun depan akses ke beberapa situs megalit di kawasan itu sudah lebih baik.
Direktur ROA Sulteng, Moch Subarkah dalam laporannya menyebutkan, festival itu terselenggara atas dukungan Disparekraf Sulteng dan Dinas Pariwisata Kabupaten Poso.
Festival itu tidak hanya menampilkan atraksi seni dan budaya tetapi juga memamerkan aneka produk kerajinan masyarakat setempat termasuk kuliner khas.
“Harapan kita akan ada multiplier effect dari kegiatan ini dan dapat menjadi agenda tahunan,” harap Subarkah. (afd)