SIGI, beritapalu | Banjir bandang yang menerjang pemukiman warga di Desa Balongga dan Sambo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaetn Sigi, Sulawesi Tengah pada Rabu (17/4/2024) malam mengakibatkan sedikitnya 275 Kepala Keluarga (KK) atau 902 jiwa terdampak.
Data sementara yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi menyebutkan, berdasarkan laporan dari kedua desa tersebut, 275 KK terdampak itu terdiri dari 172 KK di Desa Balongga, dan 103 KK di Desa Sambo.
Di Desa Sambo terdapat dua dusun yang terdampak yakni Dusun Satu dan Dusun Dua. Warga yang terdampak di Dusun Satu sebanyak 60 KK atau 211 jiwa, sedangkan di Dusun Dua mencakup 112 KK atau sebanyak 384 jiwa.
Kepala Bidang Bencana BPPD Sigi, Ahmad Yani menagku, di Desa Balongga tidak ada titik pengungsian secara khusus karena sebagian besar warga terdampak memilih mengungsi ke rumah-rumah kerabatnya. Ia mengataka, warga terdampak merasa lebih nyaman di rumah keluarganya dari pada di tempat pengungsian.
Lain halnya di Desa Sambo, lapangan sepak bola di tempat itu dijadikan sebagai tempat pengungsian sementara, meskipun tidak banyak juga warga yang mengisinya.
Pihak BPPD mengaku masih terus mendetailkan data korban terdampak bencana itu agar dapat segera mengidentifikasi kebutuhannya dan bantuan yang diberikan. Kecuali itu, posko Kesehatan dan dapur umum juga disebutkan telah didirikan.
Banjir bandang yang menerjang kedua desa bertetangga itu terjadi pada Rabu (17/4/2024) malam sekitar pukul 21.30 Wita. Penyebabnya, intensitas hujan di hulu Sungai Ombi di Desa Balongga dan menimbulkan luapan air sungai.
“Malam itu tidak ada hujan, tapi air tiba-tiba datang bergemuruh,” aku seorang warga di Desa Balongga.
Banjir itu tidak hanya membawa material lumpur, tetapi juga menggulung batu-batu gajah dan batang-batang pohon hingga menutupi jalan poros Palu-Bangga. Tak itu saja, sejumlah rumah rumah warga juga digulung, menyeret ternak dan merusak lahan pertanian.
Seorang warga dilaporkan sempat terseret air bah yang membawa material itu, namun sempat diselamatkan warga lainnya dan kini sedang dalam perawatan intensif di Puskesmas.
Bencana itu juga merusak sejumlah fasilitas public, antara lain dua sekolah, jalan dan jembatan, rumah adat, dan juga Poskesdes. (afd)