JIKA ada keperluan di sekitar Jalan Dr Wahidin Kota Palu, sebaiknya diselesaikan sebelum pukul 23.30 Wita. Kenapa? Karena pada jam itu, jalan yang masuk di wilayah administratif Kelurahan Besusu Barat itu ditutup sementara hingga menjelang sahur.
Penutupan sementara itu berlangsung sejak Jumat (22/3/2024) setiap tengah malam hingga Minggu (24/3/2024). Wahidin Squad, sebuah kelompok anak muda di wilayah itu menggelar event bertajuk Balap Lari Tradisional Pangova ke-2 di jalan itu. Ya.., kali ini event tersebut memasuki tahun kedua, setelah tahun lalu atau di Ramadhan 1444 H juga digelar hal yang sama.
Balap lari itu unik, tak sekadar balap lari dengan telanjang kaki, gelaran itu sekaligus menjadi sarana hiburan di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, dapat olahraganya, dapat pula gelak tawanya.
Dengarlah kata MC-nya melalui pembesar suara. “Peserta berikutnya katagori Warrior (plesetan untuk peserta waria). Hayo… siapa yang biasa ketemu razia silakan masuk arena balap, buktikan kamu juga bisa lari kencang…” Sontak saja penonton yang memadati arena tergelak. Dan benar saja, sejumlah peserta dalam katagori ini tak kalah kencang dengan pelari lainnya di katagori putra dan putri.
Jangankan penonton yang “haus” hiburan, Camat Palu Timur dan Lurah Besusu Barat pun yang juga hadir menyaksikan langsung balap lari itu tak kuasa menahan tawanya. Tak itu saja, sejumlah tingkah lucu dan menggemaskan kerap dipertontonkan peserta, terutama jika menang dan berselebrasi ala atlet pro.
Meski cukup heboh dan suangaat ramai, namun kondusifitas pelaksanaan balap lari yang disponsori Solo Indah itu tetap terjaga. Melalui pengeras suara, komunitas anak muda Wahidin Squad tak henti-hentinya mengingatkan para penonton yang berjubel agar tetap tertib dan saling menghargai.
“Ini event berama kita, jadi mohon pengertian, tolong jaga ketertiban, jaga keamanan,” kata panitia melalui corong suara.
Alasan ini pula yang membuat Pemerintah Kelurahan merestui kegiatan tersebut. Lurah Besusu Barat, Adriani mengaku mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok pemuda ini. Kesuksesan Pangova-1 tahun sebelumnya menjadi dasarnya. Ia berharap seluruh panitia dan masyarakat yang hadir bisa menjaga keamanan dan ketertiban saat berlangsungnya lomba.
Hendra, Ketua Panitia Balap Lari Tradisional Pangova ke-2 menyebut, balap lari ini sengaja digelar pada tengah malam agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
Pangova ke-2 kali ini disebutnya mengalami peningkatan dalam jumlah peserta. Kalau tahun lalu hanya 32 orang, kali ini di Pangova ke-2 menjadi 64 orang. Tak itu saja, Kalau sebelumnya katagorinya terbatas, kali ini dibuka katagori bebas yang bisa diikuti oleh para atlet.
Hendra juga mengungkapkan bahwa ada pertambahan peserta berdasarkan asalnya. Kali ini, tidak hanya dari Kota Palu saja, tetapi juga diramaikan peserta dari kabupaten lainnya seperti Donggala, Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong.
“Ia ada dari luar Kota Palu juga yang ikut, karena pendaftaran kita buka secara umum,” jelas Hendra.
Balap lari tradisional ini menggunakan sistem gugur. Setiap pelari akan melakukan balap lari di jalur jalan sepanjang 75 meter.
“Lomba ini akan digelar selama tiga hari, dimana hari terakhir akan dibuka kelas umum yang juga bisa diikuti oleh atlet lari. Pokoknya sembarang peserta, jadi itu akan kami pertandingkan di malam terakhir nanti, kita sebut kelas berapi-api nanti ini, karena disitu ada atlet yang nanti ikut,” terangnya.
Sementara itu, Anang salah satu peserta yang datang dari wilayah Kabupaten Sigi mengaku baru kali pertama mengikuti lomba ini. Menurutnya, hal ini sangat baik untuk mengisi waktu di bulan suci Ramadhan.
“Tahun lalu kemarin kan terbatas pendaftaran jadi nda dikasi sudah masuk. Sebenarnya mau masuk juga. Dapat info sama teman teman, dari info kota palu. Kan banyak juga tersebar di sosmed,” terangnya. (bmz)
View this post on Instagram