SIGI, beritapalu | Jika tidak ada aral melintang, festival berbasis komunitas bertajuk Ramporame Festival kembali akan digelar untuk yang kedua kalinya di Desa Porame, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 21-23 Juli mendatang.
Sebelumnya, festival yang sama atau festival pertama dilaksanakan pada Agustus 2022 lalu dan kali ini lokasi perhelatannya masih di tempat yang sama, di tengah areal persawahan warga.
Direktur Ramporame Festival, Wiston Dachu kepada sejumlah wartawan, Minggu (16/7/2023) mengatakan, festival tersebut adalah milik warga Desa Porame yang digagas bersama dengan melibatkan para pemuda, pemerintah desa dan masyarakat desa secara menyeluruh.
“Semangat festival ini bertumpu pada nilai-nilai kebersamaan dan keterbukaan yang diimplementasikan melalui semangat gotong royong antarkomunitas yang ada di Desa Porame,” kata Dachu yang saat itu bersama Direktur Program Ramporame Festival, Kukuh Ramadhan.
Semangat gotong royong itu sangat jelas terlihat dari kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan teknis festival. Ragam komunitas yang ada bekerja melalui jaringan yang dimilikinya dan secara independen mengumpulkan sumberdaya terutama non materi untuk memenuhi keperluan festival.
“Ramporame Festival bertujuan menciptakan ruang temu antarpelaku UKM Desa Porame dengan masyarakat, baik yang berada di Kabupaten Sigi sendiri maupun yang ada di Kota Palu dan sekitarnya melalui kreativitas seni dan budaya,” jelas Dachu.
Pada festival yang berlangsung selama tiga hari itu, sejumlah agenda festival telah dipersiapkan. Direktur program festival tersebut, Kukuh Ramadhan menyebutkan, di antara agenda seni budaya itu adalah pertunjukan, baik anak maupun orang tua, talk show, dialog kebudayaan, bioskop todea atau layar tancap, pertunjukan musik, dan mapping projection.
Sejumlah kelompok dan komunitas juga akan terlibat langsung dalam berbagai agenda pertunjukan itu seperti dari Kompos Sigi, Komunitas To Banava, Sanggar SeninBolovatu Mbilava, Madani Sigi, Rano Lindu, Hannah Homestay, Sikola Pomore, Kopi & The, Ira Taliki, Fredxel, The Hauler, Carabean Bunglon, dan kolaborasi komunitas.
Kukuh menyebutkan, meski dilaksanakan di tempat yang sama dengan Ramporame Festival pertama 2022 lalu, namun muatan festival kali ini lebih “berisi”. Selain pertunjukan seni dan budaya yang di dalamnya juga termaktub semangat gotong royong, kali ini Ramporame Festival juga akan diramaikan oleh seniman dari Belanda.
“Akan hadir juga seniman dari Belanda yang secara khusus datang untuk memeriahkan Ramporame Festival di Desa Porame ini. Ia akan hadir dengan kapal lautnya bernama Arka Kinari dan buang jangkar di sekitar Teluk Palu,” sebut Kukuh. Arka Kinari membawa misi budaya dan lingkungan, imbuhnya.
Arka Kinari mengelilingi dunia dengan kapal lautnya yang terbuat dari kayu dan setiap persinggahannya melakukan perform di atas kapal tersebut, tidak di darat.
“Sebuah kebanggaan, karena Arka Kinari bersedia ke Desa Porame dan melakukan perform dan perform itu dinilainya tetap dilakukan di laut karena menurut sejarahnya, lembah Palu termasuk Desa Porame ini adalah laut,” jelas Kukuh.
Wiston Dachu dan Kukuh Ramadhan menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan ikut berpartisipasi untuk mewujudkan festival tersebut. Sekali lagi menurutnya, ini adalah kerja kolektif yang didasari semangat gotong royong. (afd)