View this post on Instagram
DESA Matansala namanya, berada di Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Desa ini seluas 2.500 hektare, namun 80 persen wilayahnya adalah hutan mangrove.
Menyadari geografi alamnya, maka sejak 2019 Pemdes menggelontorkan Rp190 juta dana desanya untuk membangun kawasan wisata desa hutan mangrove berjuluk SOMPO ini.
Tidak seperti di hutan mangrove lainnya, di kawasan ini vegetasi mangrovenya sangat padat dan rapat di 24 hektare luasannya, air jernih, tidak ada sampah yang berseliweran di sela-sela akar, ikan kecil aneka warna pun kelihatan ramai berenang.
Di antara hutan mangrove yang asri itu, terdapat jembatan papan yang panjangnya 100 meter. Jembatan tracking itu bisa mengantar untuk melihat lebih detil lagi suasana di kawasan hijau itu.
Selain lewat jembatan, melihat kawasan hutan mangrove ini juga dapat dijelajahi dengan perahu yang disediakan oleh warga setempat. Ini lebih seru karena ekosistem mangrove di dalam air menjadi lebih nyata.
Hanya dengan Rp5.000 saja, setiap sudut kawasan hutan mangrove dapat dijelajahi. Tempat ini tidak hanya menyodorkan kearifan alam, tetapi juga sebagai wahana pendidikan dan penelitian.
Di ujung jembatan kayu, suasana perairan lepas tersaji di depan mata. Kehidupan alam pesisir sangat terasa di kawasan ini. Kesadaran warga setempat untuk ikut menjaganya menjadi sangat berarti.
Tak cukup sekadar menikmati panorama alam di hutan mangrove ini dengan berjalan di atas jembatan. Di tempat ini juga disediakan menara untuk melihat keindahannya dari atas. Hamparan hijau yang ciamik..
Empat tahun berlalu, kawasan ini tetap asri dengan mangrove yang terus dijaga oleh warga setempat. Warga menyadari, keberlanjutan hidup mereka banyak ditentukan oleh ketahanan hutan mangrove ini, karena di sinilah ia banyak bergantung..