PALU, beritapalu | Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Sulawesi Tengah menggelar Ecosystem Music Fair (EMF) 2022 untuk membangun eksistem industri musik yang sehat dan kuat.
Sejumlah rangkaian kegiatan akan mewarnai EMF yang akan berlangsung Oktober hingga November 2022 tersebut, di antaranya diawali dengan Pengenalan Audio Rekam dan Audio Live kepada musis dan praktisi sound di Sulteng dan sosialisasi Unduang-Undang Hak Cipta kepada pengkarya music. Kedua kegiatan pembuka itu telah dilaksanakan pada 2 Oktober kemarin.
Di kedua kegiatan Musiktigasi yang diikuti 115 peserta dari berbagai daerah tersebut hadir sebagai pemateri Haris soundman audio rekam di Halaman Belakang Film, Herman, soundman pertunjukkan musik yang biasa menangani konser artis ibukota, dan Max Wambraw kadiv Pelayanan Hukum Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah.
Ketua DPD PAPPRI Umaryadi Tangkilisan berharap kegiatan ini bisa memicu semua stakeholder industri musik di Sulawesi Tengah bisa bergandeng tangan membangun ekosistem yang baik agar daerah ini bisa menghasilkan musisi yang bisa bersaing hingga nasional.
“Sulawesi Tengah punya banyak talenta yang tidak kalah dengan daerah lain, sayangnya kita masih bekerja sendiri-sendiri, padahal musik itu butuh ekosistem yang saling terhubung dan saling mendukung. Semoga niat baik kita ini bisa disambut baik oleh semua pihak,” kata Umaryadi.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah PAPPRI Star Hunt yakni pencarian bakat penyanyi, Pameran Foto dan Diskusi Musik Sulawesi Tengah dari masa ke masa, Apresiasi Musik Populer, Jurnalisme Musik, dan Rock ‘N Kelor yang akan menyajikan pertunjukkan musik dari musisi Sulawesi Tengah dirangkaikan dengan Bazar Marchandise dan Jajanan Lokal.
“PAPPRI Sulteng akan berusaha menjembatani komunikasi semua pihak. Kita punya mimpi karya musisi kita bisa didengar hingga nasional. Karya mereka terdaftar dalam Hak Cipta dan musisinya bisa hidup dari karyanya. Semoga ini bisa jadi mimpi bersama semua pihak,” harap Umaryadi. (afd/*)