PALU, beritapalu | Pemain sayap kanan Timnas Sepakbola asal Palu Witan Sulaeman bermain bola Bersama anak-anak penderita bibir sumbing (Labioplatoschizis) di lapangan Faqih Rasyid di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (14/1/2021).
Kegiatan itu sebagai bentuk kampanye Stop Bullying atau menghentikan perundungan kepada anak-anak penderita bibir sumbing sekaligus sebagai motivasi untuk tetap berkarya dan berprestasi meski dengan keterbatasan.
“Ini adalah bentuk motivasi, bahwa meski memiliki kekurangan namun itu tidak harus membatasi ruang untuk berkarya dan berprestasi. Anak-anak, apapun kondisinya harus tetap percaya diri,” kata Witan Sulaiman yang juga telah didapuk sebagai Duta Senyum Sulawesi Tengah usai bermain bola.
Sejumlah anak-anak penderita bibir sumbing yang telah menjalani operasi itu tampak ceria menyepak bola yang diover oleh Witan Sulaeman kepadanya. Beberapa anak lainnya bahkan terus mengekor di kaki pemain Lechia Gdansk, Polandia ini.
Sementara itu, Selfina selaku Social Worker Smile Train Indonesia, penyelenggara kegiatan itu menyebutkan, sengaja menghadirkan Witan Sulaeman pada momentum itu karena figurnya dinilai sangat representatif untuk memotivasi anak-anak penderita.
“Witan Sulaeman adalah representasi anak Palu yang sukses. Kami ingin memberi contoh kepada anak-anak penderita bahwa keterbatasan tidak seharusnya menjadi penghalang,” terang perempuan yang akrab disapa Cepy ini.
Bagi Cepy, main bola bersama Witan itu sekaligus menjadi kampanye untuk menghentikan perundungan yang kerap kali menimpa anak-anak penderita bibir sumbing. Bahkan dalam catatannya, hingga kini setidaknya terdapat sekitar 20 kasus bullying yang terjadi di Sulawesi Tengah.
“Mereka adalah bagian dari kita, sepatutnya kita mensupport mereka karena kekurangannya, tidak malah sebaliknya,” tegasnya.
Selain warga dan pecitna sepak bola dan pemerhati sosial anak, kegiatan tersebut juga dihadiri Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dan Ketua KONI Sulteng Nizar Rahmatu.
Sekadar diketahui Smile Train Indonesia adalah sebuah lembaga nirlaba yang fokus kepada penanganan bibir sumbing, celah langit-lanigt, dan terapi wicara. Lembaga ini adalah kepanjangan tangan dari Smile Train Internasional yang hadir di 85 negara termasuk salah satunya di Indonesia.
Di Sulawesi Tengah, Smile Train Indonesia telah menangani operasi sedikitnya 1.500 anak penderita bibir sumbing sejak 2008 dengan gratis. (afd)